Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ini Perbedaan Hitungan Harga Keekonomian Pertalite-Solar Versi Menteri ESDM dan Sri Mulyani, Kok Bisa?

Foto : Antara

SPBU

A   A   A   Pengaturan Font

Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar masih menjadi perhatian publik. Adapun hitungan harga BBM Pertalite dan Solar tanpa subsidi atau harga keekonomian yang dibeberkan oleh pemerintah.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sama-sama buka suara terkait subsidi dan harga keekonomian Pertalite dan Solar. Meski begitu, keduanya memiliki perhitungan yang berbeda soal harga keekonomian Pertalite dan Solar.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mempunyai hitungan harga keekonomian Pertalite mencapai Rp17.200 per liter, sedangkan harga yang dijual saat ini Rp7.650 per liter. Kemudian, harga keekonomian Solar adalah sebesar Rp17.600 per liter, sementara harga Solar di SPBU banyak senilai Rp5.150 per liter. Adapun keekonomian Pertamax adalah sebesar Rp19.900 per liter, sedangkan harga jual saat ini hanya sebesar Rp12.500 per liter.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, harga keekonomian Ssolar sebenarnya Rp13.950/liter. Saat ini, harga solar masih ditetapkan sebesar Rp5.150 per liter.

"Harga solar Rp5.150/liter, padahal kalau harganya menggunakan ICP US$ 100 dengan nilai tukar Rp14.450 harga keekonomian solar harusnya di Rp13.950," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI, dikutip Jumat (26/8).

"Jadi ada perbedaan antara harga sebenarnya di luar harga berlaku di kita itu Rp8.300 per liter," tambahnya.

Sementara, kata dia, untuk harga pertalite jika mengikuti harga keekonomian seharusnya harganya Rp14.450 per liter. Saat ini, pertalite dijual di SPBU dengan harga Rp7.650 per liter.

"Perbedaan Rp 6.800 itu yang harus kita bayar ke Pertamina. Itulah yang disebut subsidi dan kompensasi," ujar Sri Mulyani.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat suara terkait rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar. Menurutnya, kebijakan tersebut harus diputuskan secara hati-hati agar tidak menurunkan daya beli rakyat dan tak mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.

Jokowi mengatakan, skema perubahan harga Pertalite menyangkut hajat hidup banyak masyarakat sehingga akan dikalkulasi dan diputuskan dengan sangat hati-hati.

"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, jadi semuanya harus diputuskan dengan hati-hati, dikalkulasi dampaknya jangan sampai dampaknya menurunkan daya beli rakyat, menurunkan konsumsi rumah tangga," kata Jokowi seusai menghadiri acara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (23/8).


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top