Ini Penjelasan Dokter Spesialis tentang Perbedaan Stroke dan Bell's Palsy
Ilustrasi - Penyakit stroke.
Foto: ANTARA/PexelsJakarta - Gejala wajah mencong sering membuat bingung, apakah itu menjadi tanda stroke atau bell's palsy, Dokter Spesialis Saraf dari RSPI dr. Sahar Aritonang, Sp. N, M.Si.Med, FINS mengatakan perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada jenis saraf yang terpengaruh.
"Jadi biasanya kalau bell's palsy itu kan memang yang diserang itu kan saraf wajah yang kita sebut dengan saraf ketujuh. Sementara kalau pada stroke itu kan bisa kena saraf ketujuh, tetapi bisa juga disertai dengan keluhan-keluhan yang lain," kata dokter lulusan Universitas Diponegoro saat wawancara eksklusif dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia secara daring di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, bell's palsy, yang terkena adalah saraf ketujuh atau saraf wajah bagian tepi (perifer), yang berarti gangguan biasanya hanya terbatas pada area wajah, tanpa disertai gejala lainnya seperti kelemahan anggota tubuh atau gangguan penglihatan, yang umum terjadi pada stroke.
Sedangkan pada stroke, saraf ketujuh yang terdampak biasanya juga disertai dengan gejala tambahan di tubuh lainnya, misalnya, pasien stroke mungkin mengalami kelemahan pada tangan atau kaki, serta penglihatan yang terganggu.
Cara membedakan keduanya cukup sederhana, dalam kasus bell's palsy, satu sisi wajah lumpuh total, termasuk alis dan mata yang tak bisa menutup sempurna.
Sementara pada stroke, kelemahan lebih banyak terjadi di bagian bawah wajah, sehingga alis dan mata tetap dapat berfungsi normal.
"Jadi dikatakan bahwa bell's palsy itu total separuh wajahnya itu akan lumpuh. Sementara, kalau pada stroke biasanya itu hanya wajah bagian bawah, di bawah mata sampai ke bibirnya itu biasanya yang pelot," ungkapnya.
Dokter Sahar juga menegaskan bahwa meski keduanya perlu penanganan cepat, stroke memiliki "golden time" atau waktu emas untuk pengobatan.
Dalam waktu tiga setengah hingga empat jam pertama, penderita stroke non-hemorrhagic (stroke akibat penyumbatan) dapat diberikan obat trombolitik untuk menghancurkan gumpalan penyumbat.
Penanganan cepat tersebut penting untuk meningkatkan kemungkinan pemulihan yang lebih baik pada kedua kondisi tersebut.
Berita Trending
- 1 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 2 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 3 Tak Tinggal Diam, Khofifah Canangkan Platform Digital untuk Selamatkan Pedagang Grosir dan Pasar Tradisional
- 4 PLN Rombak Susunan Komisaris dan Direksi, Darmawan Prasodjo Tetap Jabat Direktur Utama
- 5 Sosialisasi dan Edukasi yang Masif, Kunci Menjaring Kaum Marjinal Memiliki Jaminan Perlindungan Sosial
Berita Terkini
- Ini Rute Khusus ke Lokasi Debat Ketiga Pilkada Jakarta pada Minggu
- Bentuk Generasi Muda Jakarta Siap Kerja, Pasangan RIDO Siapkan Program LAKSA
- Ini Cuplikan Tema Debat Ketiga Pilkada DKI
- Cagub DKI Ridwan Kamil Siap Jabarkan Solusi Tata Kota Pada Debat Ketiga
- Keren, Kepulauan Seribu Promosikan Destinasi Wisata Melalui Aksi Jaga Lingkungan