Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
Lintasan Trenggalek - Tulungagung dalam Google Maps.
Foto: IstimewaSURABAYA - Baru-baru ini pasangan calon gubernur - wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 3, Tri Rismaharini (Risma)-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) mengungkapkan keyakinan untuk membangun terowongan yang menyambungkan wilayah Trenggalek ke Tulungagung.
Sejumlah pengamat menanggapi bahwa rencana tersebut dinilai berat untuk direalisasikan. Sebab, jalanan di Trenggalek-Tulungagung termasuk wilayah daratan yang datar.
Pengamat transportasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dadang Supriyatno, menyebutkan wacana tersebut masih perlu dikaji mendalam.
"Saya kira harus dikaji mendalam bagaimana kondisi dataran di sana. Karena saya contohkan di Surabaya dulu itu mau dibuat subway, tapi gagal terealisasi karena kendalanya Surabaya sudah termasuk muka air tanahnya tinggi sehingga konsep itu tidak jadi," kata Dadang di Surabaya, Kamis (21/11).
"Jadi konsep subway di Surabaya itu saya analogikan yang di Trenggalek dan Tulungagung. Konsep boleh, tapi harus ada penelitian secara intens," tambah Dadang.
Sementara pengamat politik Accurate Research And Consulting (ARCI), Baihaki Sirajt menyebut konsep yang ditawarkan paslon nomor urut 3, Risma-Gus Hans tersebut harus dikaji mendalam. Sebab, belum ada kajian lebih dalam terkait terowongan tersebut.
"Konsep boleh-boleh saja, tapi perlu ada penelitian lebih apakah bisa diwujudkan?," ujar Baihaki.
"Dan setahu saya jalanan Trenggalek-Tulungagung itu dataran, gimana membuat terowongannya? Jangan sampai membuat program yang berat direalisasi," tambah Baihaki.
Dihimpun dari berbagai sumber, pemerintah sendiri sejak awal tahun 2000-an, telah membangun secara bertahap Jalur Lintas Selatan (JLS) untuk menghubungkan sejumlah daerah di Jawa Timur. JLS kini sudah menghubungkan beberapa wilayah, diantaranya Kabupaten Pacitan, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Blitar, Malang, hingga Banyuwangi.
Jika proyek ini sudah selesai secara keseluruhan, delapan Kabupaten di Jawa Timur akan saling terhubung, yakni Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Banyuwangi, Malang, Lumajang dan Jember.
Meski beberapa sudah terselesaikan, namun sebagaian masih dalam proses pembangunan. Di tahun 2020 DPRD Jatim bersama dengan Pemprov Jatim telah melakukan peninjauan pembangunan yang sempat terkendala progres dan pembebasan lahan.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Ditjen Hubdat Lakukan Sosialisasi Keselamatan pada Pengemudi Angkutan Barang
- Dazul Herman Pimpin PT. Krakatau Sarana Properti
- Hari Terakhir Kampaye Pilkada
- InJourney Airports Raih Rating Platinum di Asia Sustainability Reporting Rating 2024
- Bappenas Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Sasar Kelompok Bawah