Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Ini Dia, Jenderal Bintang Empat yang Sangat Dicintai Para Prajurit TNI

Foto : Istimewa

Jenderal M Jusuf.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ini dia, jenderal bintang empat yang sangat dicintai para prajurit TNI. Dia dicintai karena dekat dengan para prajurit, dari mulai perwira sampai prajurit berpangkat rendah. Dia juga Panglima yang sangat memperhatikan kehidupan dan kesejahteraan para prajurit.

Demi para prajuritnya, nyaris ia tak pernah ada di kantor. Duduk manis di belakang meja. Hari-harinya selalu melanglang buana dari barak prajurit yang satu ke barak prajurit lainnnya.

Siapa dia? Dia adalah Jenderal M Jusuf atau Jenderal Andi Muhammad Jusuf. Sang jenderal TNI legendaris ini lahir diKajuara, Bone, Sulawesi Selatan pada23 Juni 1928. Ia meninggal pada tanggal8 September 2004.

Andi Muhammad Jusuf Amir demikian nama lengkapnya. Mulai merintis karir militernya sebelum Indonesia merdeka.Waktu proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, M Jusuf langsung berikrar demi Republik dengan bergabung dengan Devosi Rakyat Indonesia dari Sulawesi (KRIS). Setelah ituia menyebrang ke Jawa. Lalu ikut bertempur melawan Belanda.

Ia pun kenyang dengan berbagai palagan di tanah Jawa. Ikut menyabung nyawa bersama pejuang lainnya demi kedaulatan republik.

Berikut sekelumit jejak karir M Jusuf sampai kemudian ia menjadi Panglima TNI atau ABRI yang dicintai para prajuritnya. M Jusuf mulai merintis karir tentaranya saat ia aktif berjuang di satuan Sulawesi (KRIS) di Yogyakarta. Ia pernah jadi Ajudan Letkol Kahar Muzakkar di staf Komando Markas ALRI Pangkalan X di Yogyakarta sebelum akhirnya pindah ke Angkatan Darat pada tahun 1949.

Jusuf juga tercatat pernah jadiKapten dalam Corps Pilisi Militer (CPM). Setelah itu dipercaya jadi Anggota Staf Komisi militer untuk Indonesia Timur dari tahun 1949 sampai 1950.

Jabatan lainnya adalah jadi ajudan Kolonel Alex Kawilarang pada April 1950. Ketika itu Kawilarang sedang menjabat sebagai Panglima TT-VII/Wirabuana. Dari tahun 1953 sampai 1954, Jusuf dipercaya jadi Kepala Staf Resimen Infanteri (RI).

Lalu jadi Asisten II (Operasi) TT-VII/Wirabuana di Makassar. Jabatan ini dipegangnya dari tahun 1955 sampai dengan 1956. Pada bulan Oktober 1956, Jusuf diangkat jadi Kepala Komando Reserve Umum (KRU) dengan pangkat Mayor. Lalu ditugaskan jadi Kepala Staf Resimen Hasanuddin (RI-Hasanuddin) di Pare-pare Sulsel.

Saat berpangkat Letkol beberapa jabatan sempat dipegang Jusuf antara lain sebagai Kepala Staf Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDM-SST) di Makassar dan Panglima KDM-SST pada Oktober 1959.

Lalu pangkatnya naik jadi Kolonel. Saat sudah menyandang pangkat Kolonel, Jusuf diangkat jadi Panglima Kodam XIV/Hasanuddin di Makassar. Ia jadi Pangdam Hasanuddin dari tahun1960-1964.

Jusuf sempat jadi Menteri Perindustrian Ringan di Kabinet Dwikora I. Ia jadi menteri dari tanggal 27 Agustus 1964 sampai 21 Februari 1966. Setelah itu kembali dipercaya jadi Menteri Perindustrian Dasar di Kabinet Dwikora II, Menteri Perindustrian Dasar di Kabinet Dwikora III, Menteri Perindustrian Dasar dan Menengah di Kabinet Ampera I dan Menteri Perindustrian di Kabinet Pembangunan I dari tahun1968 sampai dengan 1973.

Pada tahun 1978, Presiden Soeharto membuat kejutan. Mengangkat M Jusuf jadi Menhankam/Panglima ABRI dalam Kabinet Pembangunan III. Padahal ketika itu, Jusuf sudah lama dikaryakan di jabatan sipil. Meski masih berstatus perwira aktif. M Jusuf jadi Menhankam/Panglima ABRI menggantikan Jenderal M Panggabean. Jenderal kelahiran tanah Bugis ini jadi orang nomor satu di TNI daritanggal 29 Maret 1978 sampai 19 Maret 1983. Padatanggal8 September 2004, M Jusuf berpulang. Dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top