Ini Alasannya Kenapa Trump Nyatakan AS dalam Keadaan Darurat Energi Nasional
Arsip foto - Sejumlah pompa angguk yang beroperasi di ladang minyak Luling, Texas, Amerika Serikat, Selasa (12/3/2019).
Foto: ANTARA/Xinhua/Wang YingJakarta - Presiden AS ke-47 Donald Trump saat menyampaikan pidato pelantikannya di Capitol Rotunda, Washington DC, menyatakan Amerika Serikat dalam keadaan darurat energi nasional.
Dalam pidato yang dipantau secara daring pada Selasa dini hari, Trump menyatakan darurat energi nasional karena adanya pengeluaran besar-besaran dan kenaikan harga energi yang menyebabkan krisis inflasi di AS.
Dia mengatakan bahwa AS memiliki jumlah minyak dan gas yang sangat besar dan menyatakan akan menggunakan minyak dan gas tersebut untuk mengatasi darurat energi.
“Kita akan menggunakannya. Kita akan menurunkan harga, mengisi cadangan strategis kita lagi hingga penuh, dan mengekspor energi Amerika ke seluruh dunia,” kata Trump.
Trump menyatakan bahwa dia akan mengakhiri Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik untuk menyelamatkan industri otomotif AS.
“Kita akan kembali memproduksi mobil di Amerika dengan kecepatan yang tidak pernah diimpikan oleh siapa pun beberapa tahun yang lalu,” ujar Trump.
Green New Deal menyerukan kebijakan publik untuk mengatasi perubahan iklim bersamaan dengan mencapai tujuan sosial lainnya seperti penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kesenjangan ekonomi.
Trump juga menyatakan akan mengenakan tarif pajak kepada negara asing, dengan tujuan untuk memperkaya lagi negara AS.
“Daripada mengenakan pajak kepada warga negara kita untuk memperkaya negara lain, kita akan mengenakan tarif dan pajak kepada negara asing,” ucapnya.
Untuk itu, Trump melanjutkan, pemerintahannya sedang membangun layanan pendapatan untuk mengumpulkan semua tarif, bea dan pendapatan dari sumber di luar AS dan berjanji akan membentuk pemerintahan yang efisien.
Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS ke-47 dan JD Vance dilantik sebagai Wakil Presiden AS ke-45 di Capitol Rotunda, Washington DC, pada Senin (20/1) menggantikan Joe Biden dan Kamala Harris.
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Mulai 23 Januari, Film '1 Kakak 7 Ponakan' Tayang di Bioskop
- 3 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 4 Libur Panjang Akhir Bulan, Pemerintah Atur Operasional Angkutan Barang
- 5 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo