Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ini Alasan Kenapa Korban Meninggal di Jakarta Sehari Setelah Divaksinasi AstraZeneca Bukan Disebabkan Vaksin

Foto : ANTARA/Dokumen Pribadi

Ilustrasi. Petugas tenaga kesehatan memberikan vaksinasi kepada pelajar berkebutuhan khusus di Koja, Jakarta Utara, Minggu (1/8/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyampaikan hasil autopsi Trio Fauqi Virdaus yang dilakukan oleh Departemen Forensik RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dari hasil autopsi, baik Komnas KIPI maupun Departemen Forensik RSCM, menyimpulkan tidak cukup bukti untuk mengaitkan penyebab kematian karena vaksin.

Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari, mengatakan pihaknya turut berduka cita dengan kejadian tersebut. Berdasarkan permintaan pihak keluarga, telah meminta tim forensik RSCM untuk melakukan autopsi terhadap almarhum Trio Fauqi Virdaus.

''Hasil autopsi dilakukan dengan sangat teliti, makanya butuh waktu hingga hasilnya keluar. Selain itu, autopsi dilakukan oleh tim dokter profesional dan independen. Kesimpulannya, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan korban meninggal karena vaksin. Hasil autopsi juga tidak menunjukkan adanya pembekuan darah, ataublood clot, yang selama ini diduga dapat ditimbulkan karena vaksin AstraZeneca,'' katanya dikutip dari rilis pers Kementerian Kesehatan, Senin (2/8).

Kepala Departemen Forensik, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Ade Firmansyah Sugiharto, mengatakan dari hasil autopsi diketahui bahwa sejumlah gejala dan tanda-tanda yang ditemukan berbeda dengan gejala-gejala yang muncul karena vaksin.

''Misalnya, almarhum meninggal kurang lebih 24 jam setelah divaksinasi. Pada beberapa kasus meninggal diduga karena vaksin AstraZeneca, biasanya baru terjadi 4 hari bahkan 2 minggu setelah vaksinasi. Selain itu, almarhum juga tidak mengalami sesak napas dan kejang,'' kata Ade.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top