Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah

Inggris Seharusnya Hormati Hak Perusahaan Tiongkok

Foto : ISTIMEWA

Jubir Kemenlu Tiongkok, Mao Ning

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok menyatakan Inggris seharusnya menghormati hak dan kepentingan sah dari perusahaan Tiongkok, serta menciptakan iklim bisnis yang adil dan tidak diskriminatif terhadap berbagai jenis usaha dari seluruh dunia.

Sebelumnya pada pekan ini, pemerintah Inggris memblokir akuisisi perusahaan Tiongkok terhadap pabrik mikrocip terbesar negara itu, menyebutnya sebagai risiko keamanan nasional.

Pihak Inggris telah melebih-lebihkan konsep keamanan nasional dan menyalahgunakan kekuasaan negara untuk secara langsung mencampuri kerja sama investasi normal perusahaan Tiongkok di Inggris, kata Juru Bicara Kemenlu Tiongkok, Mao Ning, dalam sebuah konferensi pers harian sebagai tanggapan atas pertanyaan terkait.

Ini melanggar hak dan kepentingan sah perusahaan yang bersangkutan, serta prinsip ekonomi pasar dan aturan perdagangan internasional yang Inggris sendiri telah lama mengeklaim diri sebagai pembela hal tersebut.

"Kami dengan tegas menentang langkah Inggris, dan meminta Inggris untuk menghormati hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan Tiongkok serta menyediakan lingkungan bisnis yang adil, setara, dan tidak diskriminatif," tambah Mao Ning.

Ajukan Banding

Menteri Bisnis Inggris, Grant Shapps, pada Rabu, memerintahkan pemilik Nexperia, Wingtech Technology Co. yang terdaftar di Shanghai, untuk menjual Newport Wafer Fab. Nexperia membeli pabrik microchip terbesar di Inggris tahun lalu. Perusahaan milik Tiongkok itu mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.

"Anak perusahaan Wingtech Belanda akan dipaksa untuk menjual 86 persen dari Newport Wafer Fab yang dibelinya pada Juli 2021, dalam kesepakatan yang bernilai sekitar 75 juta dollar AS," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut pada saat itu.

Dia memegang saham kecil sebelum tanggal itu, sebelum ruang lingkup aturan pengambilalihan Inggris yang baru. Fasilitas tersebut membuat wafer silikon yang kemudian diubah menjadi semikonduktor dalam aplikasi seperti mobil.

Setelah tinjauan yang berlarut-larut, pejabat Inggris menyimpulkan ada risiko keamanan nasional dari potensi situs untuk memproduksi semikonduktor majemuk, yang dapat berguna untuk kendaraan listrik, 5G, dan pengenalan wajah.

"Dan potensi aktivitas tersebut untuk merusak kemampuan Inggris sesuai dengan perintah pemerintah," ujarnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top