Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek 2019 I Pemerintah Jaga Luas Tanam Padi Tiap Bulan Tak Kurang dari 1 Juta Hektare

Inflasi Pangan Terus Dijaga

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk menekan gejolak harga tahun depan, pemerintah fokus memperbaiki sektor pangan mulai dari produksi hingga rantai pasokan.

JAKARTA- Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan tahun depan melalui peningkatan produksi serta penguatan pengawasan. Hal itu terbukti dengan terjaganya inflasi pangan pokok dari 2017 hingga 2018 yang selalu jauh di bawah inflasi nasional.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi, mengatakan untuk menjamin ketersediaan pangan, pemerintah terus mendorong peningkatan produksi pangan, khususnya padi, jagung, dan kedelai. "Dengan meningkatnya produksi akan terjamin pasokan pangan," ungkapnya, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Agung mencontohkan, untuk beras misalnya, pemerintah menjaga luas tanam padi tiap bulan agar tidak kurang dari 1 juta hektare (ha). Itu berarti setiap bulan akan ada produksi sebanyak enam juta ton gabah kering giling (GKG) atau sekitar tiga juta ton beras. Jika konsumsi beras sebanyak 2,5 juta ton maka tiap bulan akan ada surplus 500 ribu ton.

Tak hanya itu, pemerintah juga mendekatkan sektor produksi dengan konsumen sehingga di setiap wilayah ditumbuhkan sentra produksi pangan. "Apabila produksi hanya di beberapa sentra maka kita akan kesulitan menjaga stabilisasi pangan. Jadi di tiap wilayah ada sentra produksi," tegas Agung.

Di samping produksi, pemerintah berupaya membenahi distribusi dengan memangkas rantai pasokan pangan. Sebab, jika dalam pemasaran pangan banyak yang menangani, maka akan makin mahal.

Upaya lainnya untuk menjaga distribusi adalah dengan memonitor harga di konsumen. Jika harga melampaui ketetapan pemerintah, operasi pasar segera dilakukan.

Langkah ketiga ialah pemanfaatan pangan. Agung menjelaskan, untuk aspek ini, pemerintah mengimbau masyarakat tidak membeli pangan secara berlebihan, terutama saat hari besar keagamaan nasional. Selain itu, pemerintah mendorong masyarakat untuk mengonsumsi pangan yang beragam.

Laporan Kementan menyebutkan, pada 2017, inflasi bahan pangan hanya 1,26 persen, sedangkan inflasi nasional mencapai 3,61 persen. Begitu juga tahun ini hingga November lalu, inflasi bahan pangan hanya 1,69 persen masih lebih rendah dari angka nasional yang mencapai 2,5 persen.

Jaminan Stok

Secara terpisah, Perum Badan Badan Urusan Logistik (Bulog) memperkirakan panen raya tahun depan jatuh pada Mei dan Juni. Sementara beberapa tempat akan memulai masa panen raya pada Januari dan Februari, hingga puncak panen raya beras pada Maret dan April 2019.

"Juni maksimal, makanya di beberapa tempat produksi beras atau gabah, gudang-gudang sudah kita kosongkan, untuk apa, untuk penyerapan," tegas Direktur Utama Bulog, Budi Waseso.

Pria yang kerap disapa Buwas itu menyampaikan, panen raya mengalami kemunduran karena panen raya biasanya terjadi pada bulan Maret. Buwas mengasumsikan, jika sampai dua bulan ke depan kita kehilangan paling banyak 300 ribu ton beras, berarti masih ada 1,9 juta ton. Kalau 1,9 juta ton kita masukkan 1,8 juta ton pada Juli, sudah 3,7 juta ton.

Selanjutnya dirinya menilai, dengan mengatur persediaan beras dengan baik, kegiatan impor tidak perlu dilakukan. "Kita menghindari impor. Kita harus berpihak kepada petani," tutup Buwas. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top