Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Indikator Makroekonomi | Inflasi September Diprediksi 1,29% (Mtm) setelah Deflasi 0,21%

Inflasi Kembali Memanas

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pengetatan Lanjutan

Potensi inflasi bulan ini hingga akhir tahun membuka peluang bagi BI memperketat kembali kebijakan moneternya, terutama melalui instrumen kenaikan suku bunga acuan. Faisal Rachman memperkirakan bank sentral masih memiliki ruang untuk menaikkan BI7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) hingga berada di level 5,00 persen. Saat ini, BI7DRR berada di level 4,25 persen.

Meski dapat menekan lonjakan inflasi, kenaikan suku bunga acuan berpotensi menjadi tantangan tersendiri pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, kenaikan bunga acuan BI akan mengerek suku bunga perbankan yakni simpanan dan kredit sehingga masyarakat akan lebih memilih menyimpan dananya di bank.

Kondisi tersebut bakal menahan konsumsi masyarakat dan investasi sehingga berimbas pada pemulihan ekonomi. Kenaikan suku bunga kredit juga berpotensi mendorong kenaikan biaya pinjaman atau of pelaku usaha atau sektor riil yang akan menahan upaya untuk memperkuat momentum pertumbuhan dan pemulihan.

Meski demikian, ekonom UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja, optimistis pertumbuhan ekonomi nasional 2022 berada di level lima persen dan berpotensi melambat hingga di level 4,8 persen 2023. "Pertumbuhan ekonomi tahun ini akan didorong oleh permintaan domestik terutama belanja masyarakat dan investasi sekaligus ekspor," ujarnya dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook di Jakarta.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top