Industri Tiongkok Tanggapi Rencana UE Terapkan Tarif Impor EV Tiongkok
Pengunjung melihat mobil listrik Morris Garages yang dipamerkan di Brussels Auto Show di Brussels, Belgia, 17 Januari 2024.
Foto: Antara/Xinhua/Zhao DingzheBeijing - Kamar Dagang Tiongkok untuk Impor dan Ekspor Produk Mesin dan Elektronik pada Rabu (21/8) menyuarakan keberatan kuatnya terhadap rencana Komisi Eropa untuk memberlakukan tarif hingga 36,3 persen pada impor kendaraan listrik (electric vehicle/EV) Tiongkok.
Dalam sebuah pernyataan, badan industri tersebut mengatakan bahwa penyelidikan antisubsi2di yang dilakukan Komisi Eropa terhadap kendaraan listrik Tiongkok bukan berasal dari keluhan industri Uni Eropa (UE), tidak transparan, dan gagal memberikan analisis yang objektif tentang kerugian yang ditimbulkan pada industri UE.
Keputusan keliru yang diungkapkan dalam draf rencana Komisi Eropa untuk memberlakukan bea masuk definitif terhadap kendaraan listrik Tiongkok tidak memiliki objektivitas dan tidak adil, dan kecenderungan untuk mengarah pada kesimpulan yang sudah ditetapkan sebelumnya sangat jelas terlihat, kata badan tersebut.
Pada Selasa (20/8), Komisi Eropa menerbitkan draf rencana untuk membuat tarif tersebut menjadi definitif, dengan besaran tarif yang sedikit direvisi, usai mendapat persetujuan dari negara-negara anggota UE. Hal ini dilakukan setelah mereka mengumumkan tarif tambahan temporer hingga 37,6 persen pada produsen mobil listrik Tiongkok Juli lalu. Sebelumnya, komisi tersebut meluncurkan penyelidikan antisubsidi terhadap mobil listrik Tiongkok pada Oktober 2023.
Tiongkok, dengan sungguh-sungguh, telah melakukan beberapa putaran konsultasi teknis dengan pihak Eropa sejak komisi itu mengumumkan akan memberlakukan bea masuk tambahan temporer pada bulan lalu, demikian pernyataan kamar dagang tersebut.
Namun, terlepas dari upaya-upaya ini, kamar dagang tersebut mengungkapkan bahwa pihak Eropa mengabaikan fakta-fakta dan aturan antisubsidi dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan UE. Hal ini akan mengganggu rantai industri otomotif global serta menghambat realisasi tujuan pembangunan hijau dan berkelanjutan global, menurut pernyataan itu.
Pihak kamar dagang juga mendesak Komisi Eropa untuk menanggapi masalah ini dengan mempertimbangkan kepentingan keseluruhan kerja sama Tiongkok-UE, bekerja selaras dengan Tiongkok, dan mencapai solusi yang seimbang.
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
- Dokter Spesialis Ini Ingatkan Aktivitas dan Latihan Fisik Rutin Bisa Kurangi Risiko Stroke
- Indonesia dan Russia Gelar Latgab Angkatan Laut