Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia, Ardian Elkana, soal Pertumbuhan Ekonomi Ibu Kota

Industri Kreatif Bakal Serap Tiga Ribu Pekerja

Foto : koran jakarta/peri
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta untuk mendorong perkembangan industri kreatif dan pariwisata. Kedua sektor industri ini diyakini bakal menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi di

Pemprov telah membangun pusat industri kreatif "Jakarta Creative Hub" di kawasan Thamrin. Namun, pusat kreatif ini hanya menyiapkan fasilitas co workspace untuk para start up yang baru memulai usahanya.

Untuk mengetahui lebih lanjut akan hal ini, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia, Ardian Elkana, di Solo, Kamis (14/12). Berikut petikannya:

Seperti apa potensi industri kreatif di Jakarta ?
Kan di Jakarta, industri manufaktur hanya tinggal Astra di Sunter. Ini yang saya khawatirkan. Industri manufaktur dan pengolahan di Jakarta kemungkinan tidak lagi berkembang, karena lahan sudah sempit. Maka, industri animasi dan kreatif ini sangat menjanjikan bisa menunjang perekonomian ke depannya.

Apa yang harus dilakukan pemerintah ke depannya?
Mungkin kalau pemerintah mau menumbuhkan start up, kemandirian dan industri kecil menengah, salah satu yang baik adalah industri animasi ini. Karena masing-masing kelompok kecil atau komunitas bisa menjadi potensi. Bisa spesialis colouring, modeling atau lainnya. Tanpa harus bekerja di satu tempat. Dalam kasus kami, dulu hanya 200 orang. Tapi karena difasilitasi, anak baru kami didik, mereka sekarang bekerja di luar dan menjadi planet studio kami. Lapangan usaha semakin besar tercipta.

Berapa investasi yang diperlukan untuk industri kreatif ini?
Nah, kalau saya ke Bank mengajukan pendanaan. Kami tawarkan service dan IP. Mereka pilih yang service saja, yang aman walau hanya jadi tukang. Jawaban kami, kami tidak butuh dana untuk service itu. Karena semua terhitung. Kami tahu berapa menit per hari, dari 50 dollar AS sampai 100 dollar AS. Kalaupun kami butuh investasi, paling 10 komputer. Itu hanya menjadikan kita tukang saja Yang kami butuhkan saat kami investasi di IP yang masih nol. Baru ada itu entitas swasta. Kalau investasi dari lembaga pemerintah untuk investasi IP, ini masih nol.

Seperti apa investasi IP itu?
Misalnya ada sequel 1, 2, semua sukses. Sequel 3 ditawarkan ke Indonesia. Menceritakan kehidupan di Indonesia, misal kehidupan di dalam air Kepulauan Seribu. Menurut saya, ambil kesempatan itu karena data dari sequel 1 dan 2 sudah ada. Investasikan dana disana. Ibaratnya film Spiderman 1, 2 sukses, Spiderman 3 ditawarkan menceritakan kehidupan Jakarta. Itu pasti menarik. Dan pemerintah harus berinvestasi untuk itu.

Benefitnya bagi pemerintah?
Jika seandainya bisa diusulkan kerjasama tiga pihak, antara Pemda, industri dan akademi, ini suatu yang baik untuk meningkatkan ekonomi. Contohnya di Spanyol. Dia menggunakan animasi untuk meningkatkan daya tarik wisata bersama produser Hollywood. Animasi mereka itu kami yang produksi 26 episode. Didalam animasi itu untuk promosikan kehidupan grand Kanaya, kehidupan pulau-pulau di Spanyol. Coba lihat animasi adventure Carlos Caterpillar. Kita produksi ini 17 tahun lalu. Ada tujuh pulau, dia dekat Afrika tapi punya Spanyol. Akibat animasi ini, hotel-hotel disana selalu penuh. Orang-orang Jerman pengen ke pulau itu.

Apa ini dijamin berhasil mempromosikan wisata daerah?
Tawaran seperti ini justru untuk promosikan Pemda, wisata daerah. Lihat laskar pelangi di Belitung itu cukup berhasil. Apalagi pakai animasi. Tapi ini perlu investasi besar, maka perlu pasar besar, harus internasional. Produser dari Hollywood, investasi dari China ditambah Pemda dan diproduksi di Indonesia.

Seperti apa peran pemerintah untuk menggenjot industri kreatif ini?
Kami butuh akses permodalan yang kami butuhkan dalam produksi. Kedua butuh panggung. Bukan hanya tayang di tv, tapi turunannya seperti komik, merchandise, T-shirt dan lain-lain.

Kenapa di Jakarta banyak studio tapi industri kreatif yang berkembang malah Bandung dan Jogjakarta?
Ya, Jakarta ke depan bisa jadi financial center, marketing center atau kreatif center. Ok, financial center dan marketing bisa di Jakarta, tapi produksi kreatif center bisa di Solo, Jogja atau Bandung. Dan kita gunakan Pipeline, urutan kerja secara virtual. Ini industri tanpa bahan baku dan clean industri. Kita hanya ekspor brainware.

Jadi, industri kreatif itu bisa melibatkan banyak daerah?
Ya, kayak film animasi Carlos, syuting dibuat di Brazil, animasi dibikin di Indonesia, ceritanya dibikin Hollywood, risetnya di Spanyol. Itu sudah antar negara, bukan antar kota lagi. Karena industri kreatif ini tidak tergantung wilayah, borderless. Kayak Unyil, diproduksi di Bandung, animasinya di Solo.

Seberapa menjanjikan industri kreatif ini?
Total biaya produksi animasi dunia film dan TV pada tahun 2016 bisa mencapai 363 miliar USD. Tahun depan, kita butuh sekitar 3500 tenaga kerja. Oleh Kemenperin sekitar 1500 orang. Dalam arti, Kemenperin hanya fasilitasi vocational training. Setelah anak-anak lulus kelas 3 SMA, kita berikan pelatihan tambahan sekitar 1 bulan. Kemudian kita rekrut mereka. Kalau pemerintah mau investasi di Industri animasi, bakal tercipta lebih banyak lapangan pekerjaan.
P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top