Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi

Industri Ekstratif Persempit Ruang Masyarakat Adat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah perlu mengedepankan hak masyarakat adat dalam pembangunan. Sebab, banyak fakta di lapangan menunjukkan masyarakat adat menjadi korban akibat industri ekstratif, seperti pertambangan dan perkebunan.

Juru Kampanye Hutan Greepeace Indonesia, Asep Komarudin mengatakan banyak persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia belum tuntas. "Konteks masalah HAM itu luas, di sisi ekonomi sosial dan budaya, misalnya, bagaimana masyarakat adat terpinggirkan karena pembangunan," ungkapnya kepada Koran Jakarta, Kamis (2/3), merespons pidato Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi terkait HAM di PBB.

Kemudian, di sektor industri ekstratif seperti tambang misalnya, ruang hidup warga lokal dirusak oleh aktivitas tambang yang membuat aktivitasnya terganggu, mereka kesulitan air bersih dan sebagainya. Di sisi lain pengusaha tambang mengeruk kekayaan sumber daya alam (SDA) dan menikmati keuntungannya.

Dalam hal penguasaan lahan misalnya, orang orang kaya menguasai lahan beribu ribu hektar sementara tak sedikit masyarakat adat yang tak memiliki lahan dan bahkan terusir dari tanah leluhurnya. Begitu juga dalam konteks mendapatkan hak udara bersih.

"Jika pemerintah menyadari semua orang punya hak mendapatkan udara bersih tentu mereka tidak akan melakukan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri terkait Polusi Udara Bersih di Ibu Kota ada 2021 lalu," ungkap Asep.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top