Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 15 Jul 2021, 08:31 WIB

Industri Asuransi Mitigasi Risiko Hulu Migas

Foto: istimewa

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis berkat dukungan industri asuransi, industri hulu migas mampu mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.

Konsorsium asuransi berperan penting dalam proyek hulu migas. Sebab, kalau proyek hulu migas tidak diasuransikan, biaya yang dikeluarkan oleh negara melalui SKK Migas atau KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) akan sangat besar jika terjadi kecelakaan kerja.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengucapkan, industri asuransi membantu industri hulu migas dalam memitigasi risiko. Terlebih lagi target 1 juta bph itu memang tak mudah, selain melibatkan teknologi dan investasi yang tinggi juga memiliki risiko yang tinggi, sehingga perlu dukungan industri asuransi terhadap risiko kegiatan hulu migas.

"Selama ini dukungan sudah diberikan oleh asuransi berupa sisi penyelesaian klaim sesuai yang ada dalam polis sehingga mengurangi kerugian yang diderita oleh hulu migas. Pihak asuransi juga sudah menekan premi sehingga lebih kompetitif. Semoga berkat dukungan industri asuransi target produksi 1 juta barel per hari itu tercapai,"ujar Arief dalam diskusi terkait Hulu Migas dan Peranan Asuransi di Jakarta, Rabu (14/7).

Dia menuturkan bila tak ada penemuan cadangan baru maka produksi minyak mentah (lifting) pada 2030 hanya 281 ribu bph, padahal berdasarkan rencana umum energi nasional (RUEN) kebutuhan minyak kita saat itu sebesar 2,27 juta BOPD (barel oil per day) dan gas 11,7 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Klaim Meningkat

Pada kesempatan sama, Direktur Bisnis Strategis PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Syah Amandaris mengatakan, nilai klaim yang dibayarkan oleh konsorsium asuransi untuk proyek hulu migas yang dijalankan oleh SKK Migas yakni aset industri, sumur dan aset LNG (gas alam cair) mencapai sekitar 48 miliar dollar AS. Menurut Syah Amandaris, ke depan nilai klaim diperkirakan akan meningkat seiring dengan mulai membaiknya industri hulu migas yang dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah dunia.

Sementara itu nilai klaim yang dibayarkan Konsorsium Asuransi proyek konstruksi SKK Migas dan KKKS mencapai sekitar 524,16 juta dollar AS. Sejak 2010 hingga 2021, konsorsium yang juga dipimpin oleh Jasindo ini telah melakukan pembayaran klaim sebanyak 121 klaim baik untuk aset ataupun konstruksinya. "Jika dirinci jumlah klaim itu terdiri dari 97 klaim untuk aset dengan nilai 323,32 juta dollar AS. Sisanya sebanyak 24 klaim untuk proyek konstruksi dengan nilai 200,83 juta dollar AS," ujarnya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.