Indonesia Pegang Kendali Cegah Pandemi Influenza di ASEAN
Arsip foto - Presiden Joko Widodo tampil untuk pertama kalinya menggunakan masker untuk menghindari penularan wabah korona saat meninjau kesiapan Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak AJAKARTA - Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan Indonesia memegang kendali dalam pencegahan risiko pandemi influenza di kawasan ASEAN.
"Kembali saya mengusulkan agar Indonesia memegang peran penting dalam surveilan influenza di kawasan ASEAN, mumpung sekarang memegang Keketuaan ASEAN," katanya pada diskusi bertajuk "Antisipasi Kemungkinan Pandemi Influenza" di Jakarta, Jumat (11/8).
Ia menjelaskan pandemi influenza tahun 1918 yang disebut sebagai the mother of all pandemics dan Pandemi Spanyol itu memakan korban 20 juta hingga 50 juta kematian di dunia.
"Disebut Pandemi Spanyol hanya karena Spanyol tidaklah terlibat langsung dengan perang dunia ketika itu. Jadi memang tetap saja ada aspek sosial politik dalam kejadian kesehatan masyarakat, bahkan termasuk penamaan sebuah pandemi," katanya.
Setelah beberapa kali terjadi wabah dalam skala lebih kecil, kata Tjandra, maka pada 11 Juni 2009 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan dunia dalam Pandemi Influenza H1N1 hingga akhirnya dinyatakan berhenti pada 10 Agustus 2010.
Ia mengatakan pandemi influenza berbeda dengan pandemi COVID-19 yang sampai sekarang belum secara tegas dinyatakan berakhir, meski WHO menyatakan COVID-19 bukan lagi kegawatdaruratan kesehatan global pada 5 Mei 2023.
Dalam forum tersebutTjandra menyampaikan sekarang ini ada berbagai peningkatan kasus Flu Burung pada hewan di banyak negara dan sudah mulai ada kasus pada manusia, termasuk di negara tetangga seperti Kamboja. Namun ia memastikan kasus Flu Burung pada manusia dapat terkendali, hanya kasus pada hewan yang saat ini masih terus merebak.
"Repotnya lagi, Flu Burung yang harusnya hanya pada unggas, maka di beberapa negara sudah mulai menyerang binatang menyusui (mamalia). Artinya meningkatkan potensi ancaman, belum tentu terjadi, penularan pada manusia pula tentunya," kata Tjandra.
Ia mengatakan terdapat sejumlah upaya pencegahan pandemi influenza pada masa mendatang yang dapat dilakukan, salah satunya melalui peran Indonesia selaku pemegang Keketuaan ASEAN.
Salah satu bentuk pengendalian adalah menjalin kolaborasi antarnegara sesuai arahan WHO, Food Agricultural Organization (FAO) dan World Organization of Animal Health (WOAH).
"Maka saya mengusulkan Indonesia memegang kendali untuk pencegahan dan kesiapan ini di kawasan kita," katanya.
Hal berikutnya, kata Tjandra, dunia sudah mempunyai Pandemic Influenza Preparedness Framework, dimana ia turut berperan dalam proses penyusunan selama 4 tahun dan menjadi pegangan dunia dalam pengendalian influenza.
"Di dunia, sistem surveilaninfluenza sudah berjalan dan perlu terus dijamin kerjanya, termasuk di Indonesia," ujarnya.
Tjandra juga mendorong upaya penyediaan vaksin influenza dalam berbagai bentuk, yang saat ini masih harus dikembangkan pada masa depan.
"Penjelasan dan pembahasan tentang influenza harus terus dilakukan, baik pada kalangan kesehatan, masyarakat umum, maupun penentu kebijakan publik," katanya.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 2 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 3 Reog Ponorogo hingga Kebaya Bakal Jadi Warisan Dunia UNESCO
- 4 Pemprov DKI Siapkan Mobil Pompa di Area Cekungan Guna Atasi Genangan
- 5 Panglima TNI Akan Kerahkan Babinsa Bantu Reboisasi Hutan