Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Indonesia Negara Maritim, tapi Kekurangan Peneliti Laut Dalam

Foto : The Conversation/KKP

Ilustrasi peneliti kelautan.

A   A   A   Pengaturan Font

Kawasan laut dalam memiliki karakter kedalaman 200 meter atau lebih, bertekanan air (hidrostatis) tinggi, tak tertembus cahaya, dan bersuhu amat dingin -4°C (kecuali di Laut Mediterania yang bersuhu 13°C sepanjang tahun dan ada yang bersuhu tinggi 60-464°C di lokasi tertentu).

Kawasan laut dalam layak diteliti karena memiliki beraneka manfaat jasa ekosistem yang menopang kehidupan di Bumi seperti penyerapan karbon, sumber pangan, obat-obatan, hingga bahan mineral. Keberadaan makhluk hidup di laut dalam juga layak ditelusuri agar kita mendapatkan pengetahuan seputar adaptasi mereka di lingkungan ekstrem.

Sekitar 70% dari total wilayah laut Indonesia tergolong laut dalam (analisa data batimetri Indonesia, Badan Informasi Geospasial). Lebih dari separuhnya berada di kawasan timur, meliputi Laut Banda, Laut Arafura, Laut Seram, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Sulawesi, Laut Flores, Laut Sawu, Laut Timor, dan Samudera Pasifik di bagian utara Papua. Dua wilayah laut dalam lainnya berlokasi di bagian barat Indonesia, yakni Samudera Hindia di sebelah barat Pulau Sumatra dan di selatan pulau Jawa.

Sebagai ilmuwan yang berkiprah di penelitian laut dalam, saya mengusulkan beberapa solusi: perbaikan di institusi pendidikan tinggi, kolaborasi penelitian, dan edukasi publik. Langkah ini bisa dilakukan pemerintah, perguruan tinggi, dan institusi riset untuk memperbaiki persoalan jumlah dan iklim riset laut dalam di Indonesia.

Peningkatan intensitas dan kualitas riset diperlukan untuk lebih memahami ekosistem laut dalam. Pemahaman yang lebih baik merupakan dasar pengambilan keputusan berbasis sains yang holistik terkait manajemen sumber daya laut dalam.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top