Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Moda Transportasi I Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bukti Kemajuan Peradaban Indonesia

Indonesia Negara Asean Pertama Operasikan Kereta Cepat

Foto : ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

PRESIDEN UJI COBA KERETA CEPAT JAKARTABANDUNG I Presiden Joko Widodo berdiri di samping Kereta Cepat Jakarta- Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta, Rabu (13/9). Presiden Jokowi melakukan uji coba KCJB dengan kecepatan maksimal 350 kilometer per jam dari Stasiun Halim menuju Padalarang. Kepala Negara juga memastikan KCJB sangat nyaman dan aman mengingat transportasi tersebut sudah dikembangkan di Tiongkok dengan panjang jalur operasional mencapai 48 ribu kilometer.

A   A   A   Pengaturan Font

Fase pertama perkembangan setelah dibangunnya infrastruktur perkeretaapian adalah dikembangkannya sistem double track sehingga memperlancar dan menjamin keselamatan lalu lintas kereta api. Fase kedua adalah dikembangkannya kereta api perkotaan sebagai kelanjutan dari sistem kereta api antarkota khususnya penumpang (dulu trem dikembangkan di Batavia, Surabaya, Semarang, sekarang LRT).

Kemudian, fase ketiga adalah pengembangan kereta api perkotaan bawah tanah seperti yang telah dikembangkan di Jakarta yakni Kereta Metro. Terakhir adalah pengembangan Kereta Api Cepat.

"Empat Fase ini merupakan fase-fase peradaban perkeretaapian yang lengkap, di mana Indonesia telah melewatinya. Namun untuk mewujudkan infrastruktur perkeretaapian yang diyakini sebagai transportasi hijau dan berkelanjutan, jejaring yang sudah dikembangkan di Jakarta dan kota-kota terdekatnya seharusnya dilanjutkan ke kota-kota lain, sehingga transportasi yang baik tidak hanya dikembangkan di Jakarta. Peradaban infrastruktur transportasi hijau selayaknya juga dinikmati kota-kota lain di Indonesia," papar Ikaputra.

Dukungan Finansial

Ikaputra berharap dukungan finansial pemerintah terhadap transportasi perkeretaapian dengan strategi "Green Financing" semakin besar. Hal itu akan mengembangkan infrastruktur yang mengangkut lebih banyak orang atau barang, menjamin keselamatan, tetapi mampu mereduksi gas emisi (dekarbonisasi), hemat energi, dan memanfaatkan ruang infrastruktur yang lebih efisien.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Mohammad Zaki Alatas, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top