Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Indonesia Menempati Urutan 33 Sebagai Negara Tujuan untuk Bekerja

Foto : Haryo Brono

Sales Director - Indonesia, Jobstreet by SEEK Wisnu Dharmawan, memaparkan hasil survei dengan judul Decoding Global Talent 2024: Tren Mobilitas Pekerja, di Jakarta Selasa (4/6). Survei ini salah satunya menyoroti tren minat pekerja profesional bekerja ke luar negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia menjadi negara yang dilirik para profesional dari luar negeri. Hasil survei yang dilakukan berjudul Decoding Global Talent 2024: Tren Mobilitas Pekerja, yang dirilis oleh Jobstreet by SEEK negeri ini menempati urutan ke-33 sebagai negara tujuan.

Dengan temuan survei hasil yang bekerjasama dengan bekerja sama dengan Boston Consulting Group, The Network, dan The Stepstone Group negeri tersebut artinya terjadi peningkatan sebesar 18 poin dari survei sebelumnya yang dilakukan pada 2020. Pada tahun itu peringkat Indonesia berada pada posisi ke-51.

"Jadi artinya Indonesia sekarang ini semakin diminati bagi pekerja dari luar Indonesia untuk bekerja di sini. Kenapa sih pengen ke Indonesia padahal kita saja ingin ke luar negeri?" ujar Sales Director - Indonesia, Jobstreet by SEEK Wisnu Dharmawan, dalam paparan survei tersebut di Jakarta Selasa (4/6).

Mereka sebagian besar profesional dari luar negeri memilih Indonesia karena budaya yang ramah dan inklusif (50 persen), kualitas hidup yang baik (50 persen), serta peluang yang terus berkembang pesat (50 persen). Selanjutnya lingkungan yang ramah bagi keluarga (46 persen), pendapatan pajak dan gaya hidup (45 persen).

Alasan lainnya adalah keselamatan, stabilitas dan keamanan (29 persen), proses visa dan izin kerja (26 persen, inovasi dan digitalisasi (22 persen). Layanan kesehatan (20 persen), dan peluang untuk mendapatkan kewarganegaraan (20 persen).

"Mereka pada profesional yang tertarik untuk bekerja di Indonesia berasal dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik seperti Malaysia, Singapura, dan India," ungkap Winus.

Para profesional dari Malaysia paling banyak berminat untuk bekerja di Indonesia (6 persen). Setelah Malaysia menyusul Singapura (3 persen), India (1 persen, Jerman (1 persen), Demark (1 persen), dan Filipina (1 persen).

Sebaliknya selain banyak profesional luar negeri yang ingin bekerja di Indonesia survei global yang mencakup 188 negara ini mewawancarai lebih dari 150,000 responden, tersebut juga menemukan 19,154 tenaga kerja Indonesia yang memberikan wawasan lokal mengenai lanskap ketenagakerjaan saat ini.

Berdasarkan survei tersebut, ditemukan bahwa 67 persen masyarakat Indonesia pada 2023 memiliki keinginan yang kuat untuk bekerja di luar negeri. Hal ini setara dengan rata-rata kawasan Asia Tenggara yang mencapai 68 persen.

"Meskipun angka ini menurun dari tingkat sebelum pandemi Covid-19 sebesar 82 persen pada tahun 2018, minat untuk bekerja di luar negeri tetap tinggi," papar Wisnu.

Selain itu, laporan eksklusif ini mengungkapkan bahwa para profesional Indonesia di bidang digitalisasi, data science, dan AI paling bersedia untuk pindah ke luar negeri untuk bekerja (81 persen). Tren ini diikuti oleh para profesional di bidang lainnya seperti teknik (77 teknik), profesi kreatif dan riset (76 persen), dan teknologi informasi (75 persen).

"Namun, para profesional di bidang pelayanan sosial dan admin menunjukkan minat yang lebih rendah untuk pindah ke luar negeri, karena sifat pekerjaan mereka yang lebih terlokalisasi," lanjutnya.

Di sisi lain, minat masyarakat Indonesia untuk melakukan pekerjaan internasional jarak jauh atau hibrida telah meningkat secara signifikan. Angkanya dari 55 persen pada 2020 menjadi 71 persen pada tahun 2023, atau meningkat sebesar 16 persen.

"Berbeda dengan tren global di mana individu muda lebih bersedia untuk bekerja di luar negeri, masyarakat Indonesia di berbagai tahap kehidupan dan usia menunjukkan minat yang sama dalam relokasi internasional," ucapnya.

Dari 67 persen masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, 32 persen diantaranya memilih Jepang sebagai negara tujuan utama untuk bekerja. Di urutan kedua diikuti oleh negara maju lainnya seperti Australia (29 persen, Singapura (19 persen, dan Jerman (14 persen).

"Oleh karena itu, penting bagi kami untuk terus berkomitmen membantu perusahaan dalam memahami motivasi para pekerja ketika memilih negara atau perusahaan asing, termasuk melalui peluncuran laporan eksklusif ini," tambah Wisnu.

Sebanyak 29 persen responden menyatakan preferensi untuk bekerja di luar negeri dalam jangka menengah dan berniat untuk kembali ke Indonesia setelah lebih dari 3 tahun. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan para profesional di kawasan Asia Tenggara (25 persen) dan global (21 persen).

Namun, terdapat juga kelompok yang berencana tinggal di luar negeri untuk jangka panjang (20 persen) serta mereka yang belum bisa menentukan (23 persen). Hal ini menjadi tantangan bagi retensi talenta dan pengembangan ekonomi dalam negeri.

Perkembangan karir atau pengalaman kerja menempati peringkat tertinggi sebagai salah satu motivasi bagi masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Sekitar 70 persen dari mereka memiliki motivasi tersebut.

"Selain itu, alasan keuangan dan ekonomi serta keinginan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan untuk pindah ke luar negeri," imbuhnya.

Wisnia menegaskan, perlu dipahami bahwa meskipun banyak yang ingin berpindah, terdapat pula kelompok yang ingin tetap tinggal di Indonesia. Dibandingkan dengan angka global dan Asia Tenggara, biaya relokasi dan keterbatasan bahasa terlihat sebagai hambatan utama yang cukup signifikan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top