Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teror Bom di Jolo

Indonesia Kirimkan Nota Protes ke Filipina

Foto : AFP/NICKEE BUTLANGAN

EVAKUASI KORBAN - Aparat keamanan Filipina sedang mengevakuasi korb an bom bunuh diri di Jolo, Provinsi Sulu, Mindanao, Senin (28/1). Hingga saat ini kepolisian Filipina masih mengidentifikasi pelaku bom di gereja yang menewaskan 22 orang dan melukai ratusan orang tersebut.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Manila akan mengirimkan surat keberatan kepada Filipina melalui Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri Filipina. KBRI meminta Filipina mengklarifikasi pernyataan tentang keterlibatan warga negara Indonesia (WNI) dalam serangan bom bunuh diri di gereja di Jolo.

"Kami mengirimkan nota verbal untuk meminta klarifikasi kepada pemerintah Filipina serta menyatakan keberatan," kata Duta Besar RI untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang, Selasa (5/2).

Sinyo Harry Sarundajang mengatakan pernyataan Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, atas keterlibatan WNI sebagai pelaku pengeboman yang menewaskan 22 orang dan melukai ratusan lain itu, hanya didasari pada pola serangan yang mirip dengan serangan bom di Surabaya.

Padahal sampai saat ini, otoritas setempat yaitu Kepolisian Nasional Filipina (PNP), belum mengeluarkan rilis hasil uji DNA serta gambar resmi hasil rekaman CCTV di lokasi ledakan.

"Sehingga, belum ada kepastian apa pun yang menyatakan keterlibatan warga negara Indonesia (WNI)," tegas Sinyo Harry Sarundajang.

Sejauh ini, Sinyo Harry Sarundajang menuturkan tuduhan keterlibatan WNI dalam aksi serangan berdarah bom, bukan kali pertama ditunjukan kepada Indonesia.

Dari catatan KBRI, telah dua kali pemerintah Filipina memberikan pernyataan tanpa bukti terlebih dahulu, yakni saat peledakan bom di Kota Lamitan, Provinsi Basilan, pada 31 Juli 2018 dan bom jelang Tahun Baru 2019 di Cotabato City.

"Meski demikian, hasil investigasi menunjukkan tidak ada keterlibatan WNI dalam dua pengeboman sebagaimana pernyataan aparat dan pemberitaan media-media," ucap Sinyo Harry Sarundajang

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, mengatakan pemboman di Jolo adalah bom bunuh diri, dan menurutnya, pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami-istri WNI bernama Abu Huda dan perempuan yang tidak disebut namanya. Kedua pelaku dibantu oleh Kamah, yang merupakan anggota kelompok Ajang Ajang, salah satu faksi dari Abu Sayyaf, dan Hatib Hajan Sawadjaan.

Mendagri Ano, yang juga merupakan mantan badan intelijen Filipina, meyakini pelaku bom bunuh diri adalah orang Indonesia dan menilai serangan Jolo mirip dengan pola serangan teror bom di Indonesia.

Dari keterangan 36 saksi, Kepala Polisi Provinsi Sulu, Pablo Labra, menyampaikan bahwa saksi mata melihat seorang perempuan masuk katedral dan duduk tepat di tempat asal ledakan. Namun, Ano belum memastikan validitas pernyataannya soal keterlibatan WNI atas teror bom. Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top