Indonesia Harus Mampu Perbaiki Kurs Rupiah
Padahal, dana tersebut seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan nasional, tapi habis untuk membayar utang yang sama sekali tidak produktif. "Ini menjadi sumber utama defisit transaksi berjalan yang membuat depresiasi rupiah terus berlanjut.
Ini sumber permasalahan yang berantai sehingga APBN tidak dialokasikan untuk sektor produktif dalam pembangunan ekonomi nasional," jelas dia.
Sektor Produktif
Ditambah lagi dengan kolusi di sektor perbankan, sehingga jor-joran menggelontorkan kredit 900 triliun rupiah hanya untuk sektor properti yang sekarang bubble.
Dana masyarakat yang semestinya diintermediasikan oleh perbankan untuk kredit sektor yang produktif, khususnya pangan dan industri nasional dalam sektor riil, justru dialihkan untuk properti yang tidak produktif.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya