Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Hijau

Indonesia Dorong Pemanfaatan EBT

Foto : Koran Jakarta/Wahyu AP

EKONOMI HIJAU - Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kiri) berbicara dalam forum 2nd World Parliamentary Forum on Sustainable Development: Partnership towards Sustainable Energies for All di Bali, Rabu (9/12). Dalam kesempatan itu, Bambang menyatakan pentingnya penerapan ekonomi hijau.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Implementasi ekonomi hijau melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sangat penting untuk mengurangi eksploitasi bahan bakar fosil. Selain itu, ekonomi hijau juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas bagi tenaga kerja Indonesia.

Menurut data International Renewable Energy Agency, pada 2014, sebanyak 223.000 tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor EBT. Pada 2025, angka itu diproyeksikan meningkat hingga 323,000 pekerja.

Dalam 2nd World Parliamentary Forum on Sustainable Development: Partnership towards Sustainable Energies for All di Bali, Rabu (9/12), Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan pemerintah telah memetakan potensi Indonesia untuk memproduksi EBT, yakni sebanyak 441.7 Gigawatt (GW) dari sumber energi air, tenaga surya, angin, bio-energi, geotermal, dan samudera.

Saat ini, lanjutnya, Indonesia hanya memanfaatkan dua persen dari potensi energi tersebut. "Karena itu, kita harus lebih mendorong penggunaan EBT. Pemerintah Indonesia sudah memetakan proyek dan potensi EBT di seluruh Indonesia, dan kami melihat bahwa Indonesia memiliki sumber daya untuk memproduksi energi tersebut," ujar Bambang dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (13/9).

Mengingat potensi besar EBT di Tanah Air, pemerintah menyusun sejumlah strategi pengembangannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 , termasuk implementasi kebijakan insentif dan harga untuk memacu investasi.

Seimbangkan Bauran

Saat ini, Indonesia tengah menyeimbangkan komposisi bauran energi dengan meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan dari tujuh persen pada 2015, menuju 23 persen pada 2025, hingga 31 persen pada 2050. Secara bersamaan, subsidi bahan bakar minyak juga dikurangi sehingga anggaran dapat digunakan untuk memberikan subsidi langsung bagi masyarakat yang membutuhkan dan mendanai EBT.

Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027, potensi Indonesia dalam memanfaatkan EBT akan dimaksimalkan. Indonesia berencana membangun pembangkit listrik menggunakan sumber daya alam, seperti tenaga surya dan angin di sejumlah lokasi.

Pengembangan pembangkit listrik tersebut akan meningkatkan kontribusi EBT dalam komposisi bauran energi Indonesia. Pada 2025, pembangkit listrik tersebut dapat memproduksi energi sebanyak 45 GW. Indonesia akan terus membangun pembangkit listrik dengan menggunakan EBT tersebut, dengan estimasi produksi energi sebesar 169 GW pada 2050.

mad/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top