Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Multilateral

Indonesia Bisa Kalahkan Vietnam dengan Implementasi IEU-CEPA

Foto : ANTARA/MARIA CICILIA GALUH

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan saat memberikan sambutan dalam seminar Gambir Trade Talk #13 di Jakarta, Rabu (6/3).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia mampu melampaui Vietnam saat perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) telah dirampungkan.

"Akses pasar kita ke Uni Eropa mana kala ini diselesaikan dan diimplementasikan, kita akan memperoleh manfaat yang jauh lebih besar dari Vietnam," ujar Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan dalam Gambir Trade Talk #13 di Jakarta, Rabu (6/3).

Seperti dikutip dari Antara, Kasan mengatakan Indonesia sudah tertinggal jauh dari Vietnam terkait perjanjian dagang dengan Uni Eropa. Oleh karena itu, Vietnam dapat dengan mudah untuk mengekspor barang dan jasa ke pasar Eropa.

Pada 2022, volume perdagangan Indonesia ke Uni Eropa hanya 46 miliar dollar AS, sedangkan Vietnam lebih dari 94 miliar dollar AS setelah pemberlakuan CEPA.

Namun demikian, Kasan optimistis jika Indonesia mampu mengejar ketertinggalan itu dengan dirampungkannya IEU-CEPA pada tahun ini.

Lebih lanjut, Kasan menilai perjanjian IEU-CEPA sangatlah penting untuk membuka akses ekspor Indonesia. Sebab, bila sudah bisa masuk ke dalam pasar Uni Eropa maka akan lebih mudah untuk memperluas ke pangsa pasar lainnya.

"Kita Indonesia dengan ekonomi yang lebih besar dari Vietnam, kita sudah mempertimbangkan, mengalkulasi bahwa akses pasar kita ke Uni Eropa, kita berhitung akan mendapatkan benefit yang jauh lebih besar dari yang didapat Vietnam," kata Kasan.

Bahas 12 Isu

Perundingan IEU-CEPA saat ini sudah memasuki putaran ke-17. Dalam perundingan ini, dibahas sebanyak 12 isu, yakni perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, kerja sama sistem pangan berkelanjutan, perdagangan, dan pembangunan berkelanjutan, ketentuan asal barang, energi dan bahan mentah, hambatan teknis perdagangan, subsidi, kekayaan intelektual, ketentuan institusional, dan klausul antipenipuan.

Pada putaran ke-17 ini, telah disepakati secara teknis tiga bab yakni kerja sama sistem pangan berkelanjutan, hambatan perdagangan dan ketentuan konstitusional. Perundingan ini masih akan terus berlanjut dan diharapkan bisa selesai pada akhir 2024.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, mengatakan penyelesaian IEU CEPA diharapkan rampung pada 2024 sebelum berganti periode pemerintahan. "Kami target tahun ini pasti selesai, sebelum ganti pemerintahan kami harap ini bisa selesai dengan on time," ujar Jerry.

Jerry menyampaikan negosiasi dari perjanjian IEU CEPA masih berlanjut. Putaran ke-16 berlangsung pada 4-8 Desember 2023, diharapkan negosiasi selanjutnya dapat terlaksana Maret 2024. "IEU CEPA itu mudah-mudahan bulan depan dan mungkin bulan-bulan selanjutnya itu kan udah on going negotiation," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan Presiden Joko Widodo dan Presiden Ursula von der Leye telah bersepakat untuk menyelesaikan Perjanjian IEU CEPA sesegera mungkin.

"Kedua pemimpin negara ini sepakat karena kita sama-sama beranggapan bagi Indonesia, EU penting. Jadi tahun ini harus selesai, bayangkan perundingan 8 tahun yang begitu sulitnya, itu di-push harus selesai," ucap Djatmiko.

Djatmiko menyampaikan perjanjian dagang yang telah dibuat oleh pemerintah harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan kerja sama tersebut, pelaku usaha bisa mendapat berbagai keuntungan dan kemudahan.

"Kinerja perdagangan kita itu meningkat sangat signifikan dengan negara-negara yang sudah memiliki perjanjian dagang. Itu peningkatannya jauh lebih ekspansif dibanding dengan negara-negara yang tidak memiliki perjanjian dagang," katanya.

Uni Eropa merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada 2022, total perdagangan Indonesia-Uni Eropa tercatat sebesar 33,2 miliar dollar AS. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar 21,5 miliar dollar AS, sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar 11,7 miliar dollar AS.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top