Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemajemukan Bangsa - Diaspora Indonesia Aset Besar Pembangunan Bangsa

Indonesia Bisa Jadi Model Penerapan Toleransi

Foto : ANTARA / Rosa Panggabean

pentingnya persamaan hak - Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama (kiri) menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ketua Board of Trustees Indonesian Diaspora Network Global, Dino Patti Djalal pada acara Kongres Diaspora Indonesia ke-4, di Jakarta, Sabtu (1/7). Obama menekankan pentingnya demokrasi, kepemimpinan, persamaan hak, dan toleransi.

A   A   A   Pengaturan Font

Toleransi telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat di Tanah Air. Indonesia memiliki kredibilitas dan potensi untuk menjadi model bagi dunia dalam hal toleransi.

JAKARTA - Direktur Jamaica Muslim Centre, New York City, Shamsi Ali, menyatakan Indonesia memiliki kredibilitas dan potensi untuk menjadi model bagi dunia dalam hal toleransi dan keberagaman. Toleransi telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

"Sejarah pun telah mencatat bahwa keberagaman itu mewujud dalam keberadaan Candi Borobudur dan Prambanan yang merupakan peninggalan Buddha dan Hindu, di negara yang kini berpenduduk Muslim terbesar di dunia," kata Ali, usai mengisi salah satu rangkaian diskusi Kongres Diaspora Indonesia ke-4, di Jakarta, kemarin.

Meskipun hingga kini bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai dinamika dalam kerukunan dan hubungan antaragama, Imam Besar Masjid Al-Hikmah di New York itu yakin bahwa optimisme yang terus dibangun untuk menganyam keberagaman yang ada akan menjadikan bangsa Indonesia besar pada masa depan.

Langkah awal untuk memelihara kedamaian dalam keberagaman yakni dengan menyadari bahwa keberagaman baik itu warna kulit, bahasa, dan agama merupakan hukum alam. "Kita perlu menampilkan apa yang baik dari bangsa ini bahwa kita bangsa Muslim terbesar, tetapi tetap menjunjung nilai-nilai demokrasi," kata Ali.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top