Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

India Targetkan Penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan Tahun 2025

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Perminyakan India, Hardeep Singh Puri mengungkapkan bahwa India berencana untuk mewajibkan penggunaan 1 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF) untuk maskapai-maskapai peerbangan domestik pada tahun 2025. Ini sebagai bentuk upaya untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi udara.

Tidak seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, India belum memiliki kebijakan yang mengatur bahan bakar penerbangan berkelanjutan. Mandat SAF dari Komisi Eropa diperkirakan akan dimulai pada tahun 2025 dengan volume minimum SAF sebesar 2 persen.

Puri mengatakan bahwa untuk bahan bakar jet yang dicampur dengan 1 persen SAF, dibutuhkan sekitar 140 juta liter bahan bakar nabati. Mandat untuk SAF dapat meningkat menjadi 4-5 persen jika lebih banyak volume bahan bakar nabati tersedia. Sebuah panel di India telah menyarankan untuk meluncurkan 1 persen SAF di negara tersebut pada tahun 2025.

"Mandat akhir akan membutuhkan persetujuan dari kabinet," kata Puri dalam sebuah acara untuk menerima penerbangan lokal pertama di negara tersebut yang ditenagai oleh biojet, dikutip dari Reuters, Minggu (21/5).

Perusahaan swasta Praj Industries menyediakan bahan bakar nabati, yang dicampur dengan bahan bakar jet oleh Indian Oil Corp (IOC.NS), perusahaan penyulingan terbesar di negara ini.

IOC bertujuan untuk mendirikan sebuah pabrik pada tahun 2026 untuk memproduksi 87 ribu ton SAF per tahun dengan biaya lebih dari 15 milyar rupee, demikian ungkap direktur penelitian dan pengembangan SSV Ramakumar.

Seperti diketahui, bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF) adalah jenis bahan bakar yang diproduksi dengan menggunakan sumber daya yang terbarukan atau ramah lingkungan. Bahan bakar ini dirancang untuk menggantikan bahan bakar fosil konvensional yang digunakan dalam industri penerbangan, seperti avtur (aviation turbine fuel) atau jet fuel.

Bahan bakar penerbangan berkelanjutan dapat diproduksi dari berbagai bahan baku, termasuk biomassa, limbah organik, minyak nabati, alga, dan gas sintetis. Proses produksi SAF menggunakan teknologi seperti hidrokarbon terbarukan, proses Fischer-Tropsch, atau pengolahan termal. Bahan baku yang digunakan untuk produksi SAF sering kali merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui atau limbah yang dihasilkan dari industri pertanian atau kehutanan.

Keuntungan utama dari bahan bakar penerbangan berkelanjutan adalah mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan lainnya yang dihasilkan oleh penerbangan. SAF memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) hingga 80 persen dibandingkan dengan bahan bakar fosil tradisional. Selain itu, penggunaan SAF dapat mengurangi emisi polutan lainnya seperti nitrogen dioksida (NOx) dan partikulat.

Penerbangan berkelanjutan dan penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan menjadi penting dalam upaya mengurangi dampak industri penerbangan terhadap perubahan iklim. Banyak perusahaan penerbangan dan produsen bahan bakar telah melakukan investasi dan upaya penelitian untuk mengembangkan dan memperluas penggunaan SAF. Regulasi dan kebijakan pemerintah juga berperan penting dalam mendorong penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan memberikan insentif dan target pengurangan emisi untuk industri penerbangan.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top