Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis di Kashmir I Pembatasan di Kashmir Dilakukan untuk Mencegah Aksi Protes

India Perketat Keamanan

Foto : AFP/Sajjad HUSSAIN

Jaga Keamanan l Seorang penjaga keamanan berjaga di sebuah jalanan di Srinagar, Kashmir, saat dilakukan pengetatan keamanan pada Minggu (11/8). Pengetatan keamanan ini dilakukan setelah India mencabut otonomi di Kashmir, sejak pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

India terus memperketat keamanan di wilayah Kashmir usai perayaan Idul Adha untuk mengantisipasi terjadinya aksi protes yang menolak pencabutan otonomi.

SRINAGAR - Pasukan India melakukan pembatasan yang amat ketat terhadap masjid-masjid di seluruh Kashmir usai perayaan Idul Adha pada Senin (12/8), sebagai antisipasi akan terjadinya aksi protes antipemerintah yang menolak pencabutan otonomi di wilayah yang dihuni oleh mayoritas warga Muslim itu. Hal tersebut dilaporkan narasumber penduduk Kashmir, tepat sepekan setelah India mencabut status istimewa di Kashmir.

"Masjid terbesar di wilayah Himalaya, Masjid Jama, diperintahkan ditutup dan warga setempat hanya diperbolehkan salat di masjid-masjid lokal yang lebih kecil sehingga tidak ada kerumunan besar yang bisa berkumpul," kata narasumber penduduk Kashmir yang enggan disebut namanya.

Pada bagian lain, kepala polisi Kashmir, Dilbagh Singh, pada Senin malam mengatakan bahwa perayaan Idul Adha berlangsung secara damai. "Memang ada sejumlah protes di Srinagar, tetapi tidak ada yang besar," kilah dia.

Keterangan Singh dipertegas oleh Inspektur Jenderal kepolisian regional, Swayam Prakash Pani, yang menambahkan bahwa hanya ada beberapa orang yang dilaporkan cedera. "Selain itu situasi di seluruh kawasan lembah, normal," ucap dia.

Pembatasan di Kashmir telah berlangsung selama delapan hari ketika pemerintah nasionalis di New Delhi berusaha untuk membasmi oposisi dengan memaksakan kontrol pusat yang lebih ketat atas wilayah tersebut.

Sepanjang pembatasan itu, saluran internet dan komunikasi telepon telah terputus dan puluhan ribu pasukan tambahan telah membanjiri kota utama Srinagar dan kota-kota serta desa-desa lain yang ada di Lembah Kashmir.

Sebelumnya, warga Kashmir mengatakan telah terjadi aksi unjuk rasa usai melaksanakan salat Jumat yang diikuti beberapa ribu orang, namun aksi protes itu berhasil dihancurkan petugas keamanan dengan menembakkan gas air mata. Laporan warga itu dibantah oleh pihak berwenang India dengan menyatakan tak ada aksi protes.

Sebelumnya pihak berwenang telah melonggarkan pembatasan sementara di Kashmir pada Minggu (11/8) untuk memberikan kesempatan bagi penduduk setempat bisa membeli makanan dan pasokan untuk perayaan Idul Adha. "Tetapi keamanan diperketat kembali setelah terjadi aksi protes sporadis yang melibatkan ratusan orang pada siang hari," lapor narasumber warga setempat.

Pengembangan Ekonomi

Perdana Menteri India, Narendra Modi, menegaskan pada pekan lalu bahwa keputusan untuk mencabut otonomi Kashmir diperlukan untuk pengembangan ekonominya, serta untuk menghentikan berkembangnya terorisme.

PM Modi menegaskan perubahan itu akan membawa kedamaian dan kemakmuran ke wilayah yang dirusak selama puluhan tahun oleh pemberontakan yang menentang pemerintahan India sehingga menewaskan puluhan ribu orang.

Namun para pemimpin Kashmir mengatakan bahwa langkah Modi mencabut otonomi hanya akan berisiko memperburuk kerusuhan.

Langkah pencabutan otonomi di Kashmir ini pun telah memicu kemarahan di Pakistan, yang juga mengklaim Kashmir. Antara India dan Pakistan telah dua kali berperang atas wilayah Himalaya yang mereka pisahkan setelah kemerdekaan negara mereka pada 1947. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top