![Impor Tak Efektif Stabilkan Harga](https://koran-jakarta.com/images/article/phpx_gufq_resized.jpg)
Impor Tak Efektif Stabilkan Harga
![Impor Tak Efektif Stabilkan Harga](https://koran-jakarta.com/images/article/phpx_gufq_resized.jpg)
Selain itu, dia menyoroti kemampuan finansial Bulog dalam melaksanakan penugasan tersebut karena idealnya rencana untuk penyiagaan pasokan ini dibiayai oleh APBN.
Dalam kesempatan terpisah, pengamat politik, Hendri Satrio, menilai langkah penugasan impor bawang putih kepada Bulog bisa mencederai janji politik untuk mengedepankan pertanian lokal. Menurut dia, impor untuk tujuan ekonomi tak bermasalah, namun ketidakmampuan dalam mengantisipasi pasokan sejak awal, membuat pemerintah harus mengimpor banyak.
"Harusnya sebelum impor, ada koordinasi antar menteri, Bulog dengan Kementerian Perdagangan dan juga dengan Kementerian Pertanian. Jangan sampai nanti pas impor masuk, petani malah panen," ujarnya.
Seperti diketahui, dalam rapat koordinasi terbatas beberapa waktu lalu, pemerintah berencana mengimpor 100.000 ton bawang putih dari Tiongkok sebagai upaya stabilisasi harga. Rakor tersebut didasari pada pertimbangan kenaikan harga komoditas bawang hingga mencapai rata-rata 45-50 ribu rupiah per kilogram (kg) di tingkat pedagang karena berkurangnya pasokan.
Bawang putih menjadi bahan pangan yang dijaga stabilitas harganya karena memberi kontribusi inflasi pada Februari 2019. Badan Pusat Statistik mencatat impor bawang putih tahun lalu 580.080 ton senilai 493,77 juta dolar AS.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya