Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Harga

Impor Pangan Untungkan Pemburu Rente

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Keputusan pemerintah membuka keran impor terhadap hampir semua jenis komoditas pangan utama tidak berdampak pada stabilitas harga di dalam negeri. Ini sangatlah ironi, sebab mestinya impor mampu meredam gejolak harga. Kenyataannya harga pangan tetap saja melambung.

Langkah impor tidak menstimulus produksi domestik, sehingga tidak mendorong pertumbuhan ekonomi. Impor menambah masalah baru, memperburuk neraca perdagangan, meningkatkan proporsi pengeluaran rumah tangga terhadap pangan hingga di atas 70 persen serta membuat nilai tukar petani (NTP) terus menurun. Importasi yang tidak efektif ini hanya menguntungkan rent seeker.

Direktur Eksekutif Intitute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyebutkan bahwa biang kerok dari semua ini ialah pada regulasi. Ini terbukti dari sembilan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) beberapa waktu lalu soal maladministrasi impor pangan di Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Rendahnya validitas data membuat rent seeker merajalela. Sembilan temuan BPK terkait pengelolaan tata niaga impor pangan secara gamblang menggambarkan rendahnya validitas data pangan, minimnya koordinasi dan integrasi data lintas kementerian, serta ketidakpatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

"Semuanya ini pada akhirnya berimplikasi pada munculnya pemburu rente dalam impor pangan. Ini dipicu oleh karut-marut data pangan dan disparitas harga internasional versus lokal yang menggiurkan, membuat pemburu rente merajalela memanfaatkan berbagai celah yang ada," tegasnya dalam diskusi menyoal rent seeking impor pangan di Jakarta, Rabu (18/4).
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top