Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebutuhan Pokok

Impor Pangan Mesti Dikurangi Bertahap

Foto : ANTARA/Ampelsa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia dinilai perlu mengurangi impor pangan secara bertahap. Pengurangan impor itu penting karena sebuah negara harus memiliki kemandirian dan kedaulatan pangan.

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko mengatakan masyarakat harus memahami bahwa untuk saat ini beberapa produk pangan belum bisa dihasilkan secara mandiri diantaranya garam, bawang putih karena harus ditanam pada lahan di ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut, sehingga lahan sangat terbatas.

Demikian juga dengan jagung khususnya untuk kebutuhan industri belum bisa dihasilkan dalam negeri. "Kita belum sepenuhnya memiliki ketersediaan padi yang cukup, yang penting bagi kita adalah ada semangat bersama agar impor dari waktu ke waktu harus dikurangi. Pasti bisa menuju kemandirian dan itu harus karena berbahaya bagi sebuah negara bila tidak memiliki kedaulatan pangan," kata Moeldoko dalam persiapan pelaksanaan Asian Agriculture and Food Forum (ASSAF) yang berlangsung di Jakarta mulai hari ini (28/6).

Selain masalah ketahanan pangan, hal yang penting juga adalah menggali potensi produk-produk pertanian di kawasan Asia yang khas seperti rempah-rempah dan buah-buahan yang hanya tumbuh di kawasan tersebut. "Kita perlu kenalkan ke dunia luar, makanya kita ajak beberapa negara mengikuti ASSAF untuk menjalin komunikasi yang positif termasuk pengembangan on farming dan penguasaan pasar," kata Kepala Staf Kepresiden RI itu.

Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI berharap dengan penguasaan pasar, Indonesia bisa meraih sebagian pangsa pasar di Asia, sehingga mendapat manfaat secara ekonomi. Selain penguasaan pasar, dia juga menekankan pentingnya transfer teknologi di bidang pertanian untuk mendorong produktivitas dan menekan harga produksi, sehingga produk-produk pertanian kompetitif.

HKTI sendiri sebagai mitra pemerintah mendukung berbagai upaya mencapai swasembada pangan pada 2018 dan target pemasok bahan pangan utama di dunia pada 2045.

Apresiasi FAO

Apalagi, capaian pembangunan pertanian pemerintah RI telah mendapat apresiasi dari Food and Agriculture Organization (FAO). Lembaga pangan PBB itu menilai Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor produk pertaniannya dengan adanya kenaikan produksi.

bud/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top