Implementasi GPN Perlu Diperbaiki
Pengunjung mengamati kartu berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) usai peluncuran bersama di Jakarta. Kartu berlogo GPN merupakan terobosan dalam menghilangkan fragmentasi layanan perbankan retail sehingga masyarakat dapat mengakses layanan sistem pembayaran yang lebih efisien melalui interkoneksi dan interoperabilitas.
Inefisiensi Biaya
Hal kedua yang disoroti yaitu potensi inefisiensi biaya akibat nasabah yang diwajibkan memiliki kartu debit GPN. Bagi bank issuer, pencetakan kartu baru akan memunculkan kemungkinan melonjaknya biaya operasional hingga 585 miliar rupiah dalam empat tahun ke depan. Namun, lanjut Chaikal, semakin banyaknya kartu yang beredar belum dapat dilihat sebagai solusi efektif.
"Adanya kewajiban kepemilikan minimal satu kartu GPN setiap nasabah akan berdampak pada terbitnya 22,5 juta kartu debit GPN yang tidak digunakan nasabah karena tidak dianggap kompatibel terutama untuk bertransaksi di luar negeri dan transaksi daring atau e-commerce," ujarnya.
Sementara itu, yang tidak dapat dihindari yaitu munculnya biaya administrasi yang akan dibebankan kepada nasabah untuk kepemilikan kartu tambahan tersebut. Pada 3 Mei lalu, BI dan perbankan meluncurkan kartu berlogo GPN sebagai wujud interoperabilitas secara penuh dalam ekosistem pembayaran retail.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya