Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Impian Pastor Somar Jadi Kenyataan

Foto : istimewa

MENINJAU SEKOLAH - Pastor Lambertus Somar MSC meninjau Sekolah Menengah Atas (SMA) Entrepeneurship Chevalier Anasai (ECA) di Merauke, Papua.

A   A   A   Pengaturan Font

Tampak kesibukan beberapa orang pada Jumat (12/7) di Kompleks Sekolah Menengah Atas (SMA) Entrepeneurship Chevalier Anasai (ECA), sekitar 46 km dari Merauke, Papua. Mereka sibuk menyiapkan pembangunan sekolah. Aktivitas itu kelihatan saat misionaris dari Tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC), Pastor Lambertus Somar MSC, berkunjung ke sekolah tersebut.

Pastor Somar sudah memberikan dukungan bagi pendidikan calon imam dan guru serta tokoh-tokoh awam di Papua. Namun, perhatian dia pada pendidikan dasar sesungguhnya menjadi sesuatu yang mendesak untuk Papua saat ini, khususnya dalam mempersiapkan anak-anak mampu mandiri dan siap bekerja. "Impian itu telah menjadi kenyataan," kata Pastor Somar, misionaris yang lahir di Desa Senam, Merauke, Papua, yang kini memasuki usia 87 tahun.

Anak dari keluarga katekis awam, pemimpin jemaat, dan guru agama di pedalaman ini bercita-cita melanjutkan misi orang tua dalam bidang pendidikan bagi anak-anak Papua.

"Saya senang sudah ada bangunan-bangunan ini. Kami akan terus berjuang, dengan banyak orang lain untuk mengembangkan sekolah ini. Saya juga terus berjuang agar pendidikan yang lebih baik dan modern bisa dialami anak-anak Papua. Mereka harus mandiri dan bisa bersaing dengan orang lain di berbagai daerah," kata Pastor Somar dalam kunjungan perdana ke Kompleks SMA ECA.

Untuk bisa mandiri, anak-anak akan diberikan pembekalan keahlian lewat laboratorium dan balai latihan kerja di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan perbengkelan. "Mereka akan diajarkan untuk bisa memproduksi hasil asli dari Papua yang bisa dijual dan dipromosikan," kata Pastor Somar seperti dikutip penakatolik.com, Senin (15/7).

SMA ECA dengan prioritas anak-anak Papua itu memulai tahun ajaran baru 15 Juli 2019 dengan 62 peserta didik dari berbagai daerah Papua, di antaranya Merauke, Kepi, Mindiptanah, Boven Digoel, dan Asiki.

Menurut penjelasan dari Yayasan Amambekai Chevalier, prioritas pertama untuk bersekolah di sekolah dengan pola pendidikan berasrama itu diberikan kepada anak-anak dari keluarga yatim piatu, yatim, dan piatu. Pembangunan asrama putera dan puteri untuk menampung jumlah siswa yang diterima itu sedang diselesaikan oleh pengelola sekolah yakni Tarekat MSC Daerah Papua.

Pastor Miller Senduk MSC yang mengetuai yayasan itu mengatakan sudah mulai Minggu Orientasi Sekolah (MOS) tanggal 15 Juli di Merauke. Yayasan akan mempersiapkan segala sesuatu, khususnya berbagai fasilitas dan akan efektif menggunakan lokasi sekolah pada bulan Agustus 2019.

Pastor Somar dan para imam serta bruder MSC berharap sekolah itu menjadi sekolah gratis bagi anak-anak asli Papua. eko/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top