Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Moneter

IMF: Penuruan Suku Bunga Terlalu Cepat Timbulkan Risiko Global

Foto : OLIVIER DOULIERY/AFP

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva, pada Kamis (1/2), mengatakan ada risiko yang lebih besar terhadap perekonomian global jika bank sentral mulai menurunkan suku bunga terlalu cepat, dibandingkan jika mereka bergerak agak lambat.

Dikutip dari Barron, Federal Reserve Amerika Serikat, Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB), dan bank sentral lainnya telah mempertahankan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir sebagai upaya untuk menurunkan inflasi kembali ke target, menyusul lonjakan harga pascapandemi.

Dengan menurunnya inflasi di banyak negara maju dan berkembang, perhatian kini beralih pada kapan negara-negara tersebut harus mulai menurunkan suku bunga untuk merangsang investasi dan pertumbuhan ekonomi.

"Tim kami telah melihat ke belakang dalam sejarah, dan kesimpulan yang mereka ambil adalah risiko pelonggaran prematur lebih tinggi dibandingkan risiko sedikit tertinggal," kata Georgieva kepada wartawan saat memberikan pengarahan di Washington.

"Tapi, jangan dipegang erat-erat kalau tidak perlu. Jadi lihatlah datanya, tindaklanjuti datanya."

Komentar Georgieva muncul sehari setelah komite penetapan suku bunga the Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Saham-saham Melemah

Pada konferensi pers setelah keputusan itu, Gubernur the Fed, Jerome Powell, menolak gagasan penurunan suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan Maret, menyebabkan saham-saham di Wall Street melemah.

Awal pekan ini, Presiden ECB, Christine Lagarde, mengatakan para pengambil kebijakan yakin bahwa penurunan suku bunga akan terjadi, namun tidak akan berkomitmen pada tanggal tertentu.

Georgieva mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa Amerika Serikat hampir mencapai apa yang disebut soft landing, ketika para pembuat kebijakan mengembalikan inflasi ke target tanpa memicu resesi.

"Jika Anda hati-hati menilai postur the Fed, ini adalah salah satu hal yang mengakui bahwa pekerjaan tersebut belum selesai," katanya, seraya menambahkan jangka waktu yang sedang dibahas oleh para pembuat kebijakan untuk penurunan suku bunga pertama hanya dalam hitungan bulan, bukan lebih lama.

"Kami siap untuk soft landing, itu belum selesai. Anda masih berada 50 kaki di atas tanah dan kami tahu bahwa sampai Anda mendarat, semuanya belum berakhir," kata Georgieva.

Georgieva juga mengatakan IMF telah mengambil keputusan untuk memperluas misinya saat ini ke Mesir untuk memberikan tim di lapangan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan perluasan perjanjian pinjaman senilai tiga miliar dollar AS.

Negara ini sedang berjuang menghadapi guncangan ekonomi yang parah akibat dampak buruk perang di Ukraina terhadap harga pangan dan energi, ditambah dengan perang di Gaza dan penurunan pendapatan dari lalu lintas maritim yang melewati Terusan Suez.

"Permasalahan yang dihadapi Mesir sangatlah kompleks sehingga mengharuskan kita untuk secara serius dan menyeluruh mencari cara terbaik untuk mengatasinya. Kami membuat kemajuan yang sangat signifikan dalam hal ini," katanya kepada wartawan.

Georgieva menegaskan IMF tidak mendiskusikan program utang baru dengan Argentina, yang sedang mengalami krisis ekonomi parah, dengan tingkat kemiskinan sebesar 40 persen, cadangan devisa yang minim, dan inflasi tahunan yang mencapai lebih dari 200 persen.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top