IMF-Bank Dunia Janji Kerja Sama dengan Trump untuk Pendanaan Perubahan Iklim
Kepala IMF, Kristalina Georgieva
Foto: Mandel NGAN/AFPWASHINGTON – Pimpinan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), pada hari Selasa (12/11), mengatakan mereka akan bekerja sama dengan presiden AS terpilih, Donald Trump untuk menggarisbawahi pentingnya pendanaan sektor swasta bagi negara-negara berkembang yang terkena dampak perubahan iklim.
Dikutip dari The Straits Times, Kepala IMF, Kristalina Georgieva, mengatakan kepada panel selama perundingan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change (COP29) di Azerbaijan bahwa pemberi pinjaman global tersebut telah bekerja sama dengan Trump selama masa jabatannya sebelumnya dan berharap untuk melakukannya lagi.
“Mereka memiliki mandat dari rakyat Amerika,” katanya. Ketika ditanya tentang dampak pemilihan Trump terhadap upaya IMF dalam mengatasi perubahan iklim, Georgieva mengatakan dia yakin sektor swasta AS akan terus berinvestasi dalam teknologi hijau.
“Ini adalah usulan bisnis untuk tetap menjadi yang terdepan, dan saya yakin ini akan terus berlanjut,” kata Georgieva. Pemilihan Trump, yang diperkirakan akan menarik Amerika Serikat kembali dari upaya global untuk melawan perubahan iklim, telah menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan IMF dan Bank Dunia. AS adalah pemegang saham terbesar di keduanya, untuk meningkatkan pendanaan bagi negara- negara di sekitar isu terkait iklim.
Pengumpulan Dana
KTT COP29 tahun ini difokuskan pada pengumpulan ratusan miliar dollar AS untuk mendanai transisi global ke sumber energi yang lebih bersih dan membatasi kerusakan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon oleh negara-negara terbesar di dunia, termasuk AS.
Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, mengatakan, kemenangan bersejarah Trump, yang menuntut rasa hormat, menyoroti upaya bank untuk menjadi lebih efisien dan efektif, sekaligus mendorong peningkatan investasi swasta dalam keuangan iklim.
“Dia akan punya pendapat. Kami akan berbicara dengannya. Itu tugas kami,” katanya, seraya mencatat selama 17 bulan ia bekerja di bank tersebut, kepemimpinan politik juga telah berubah di empat donor terbesar bank tersebut, Jerman, Prancis, Jepang, dan Inggris. Trump, yang menjauhi multilateralisme, telah menjanjikan kenaikan tarif besar-besaran pada barang-barang Tiongkok dan impor lainnya sebagai bagian dari agendanya “America First”.
Agenda “Proyek 2025” dari Partai Republik yang konservatif, yang telah dijauhi Trump, menyerukan penarikan diri AS dari IMF dan Bank Dunia untuk hanya mengejar pembangunan bilateral dan bantuan keuangan yang sejalan dengan kepentingan AS.
Trump secara terbuka telah mengarahkan sasarannya kepada Perserikatan Bangsa- Bangsa dan Organisasi Kesehatan Dunia, dan New York Times melaporkan minggu lalu bahwa tim transisinya sedang mempersiapkan perintah eksekutif untuk menarik diri dari perjanjian iklim Paris. Sejauh ini, ia belum secara khusus menargetkan IMF atau Bank Dunia.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Gubernur terpilih dukung TNI-Polri cegah gangguan kamtibmas di Bintuni
- Masdar Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Zarafshan
- Dukung UMKM Go Global, BNI Gandeng PT Pos Perkuat Ekosistem Logistik dan Pembiayaan
- Siap Hadapi Puncak Arus Pertama Libur Nataru, Berikut Persiapan ASDP Ketapang
- Riset Ungkap Musik Bisa Mengubah Cara Kita Mengingat Kenangan Masa Lalu