
Ilmuwan Tiongkok Berhasil Mengkloning 'Sapi Super'
“Sapi super” ini mampu menghasilkan 18.000 liter susu per tahun.
Foto: ISTIMEWABEIJING - Ilmuwan Tiongkok baru-baru ini dilaporkan berhasil mengkloning tiga "sapi super" yang mampu menghasilkan 18.000 liter susu per tahun dan lebih dari 100.000 liter susu dalam hidup mereka. Hal ini menjadi suatu prestasi yang dapat membantu mengurangi ketergantungan Tiongkok pada sapi perah impor.
Menurut seorang ahli yang terlibat dalam percobaan, susu yang dihasilkan tidak berbeda dengan yang dihasilkan oleh klon asli. "Setelah anak hasil kloning mencapai usia dua tahun, mereka dapat mulai memproduksi susu untuk pasar," tambahnya seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (6/2).
Untuk mengkloning hewan tersebut, para ilmuwan dari Northwest University of Agricultural and Forestry Science and Technology mengambil sel somatik dari telinga sapi Belanda Holstein Frisian yang sangat produktif dan menempatkannya pada sapi pengganti.
Teknik, yang dikenal sebagai transfer nuklir sel somatik, sama dengan yang digunakan untuk menciptakan Domba Dolly pada tahun 1996, mamalia hasil kloning pertama di dunia.
Ketiga anak sapi itu lahir di Kota Lingwu, daerah otonom Ningxia Hui. Anak sapi pertama lahir pada 30 Desember melalui operasi caesar. Beratnya 56,7 kilogram dan memiliki bentuk dan pola yang sama dengan sapi yang dikloning.
Setelah dewasa, klon tersebut diharapkan dapat menghasilkan 18.000 liter susu per tahun. Menurut data dari Departemen Pertanian AS, sebagai perbandingan, rata-rata sapi di Amerika Serikat menghasilkan sekitar 12.000 liter susu setiap tahunnya.
Melestarikan SusuTerbaik
Ilmuwan utama proyek tersebut, Jin Yaping, mengatakan bahwa kloning "sapi super" akan memungkinkan Tiongkok untuk melestarikan keturunan susu terbaiknya dan menghindari risiko biosekuriti yang ditimbulkan dengan mengimpor sapi hidup dari negara lain. Tiongkok saat ini mengimpor sekitar 70 persen sapi perahnya.
"Kami berencana memelihara 1.000 ekor sapi super dalam dua hingga tiga tahun. Ini akan memberikan dukungan utama dalam menciptakan sapi jantan dan sapi perah kita sendiri sehingga mengurangi ketergantungan Tiongkok pada impor sapi," katanya.
Setelah berita tentang sapi hasil kloning tersiar, banyak netizen yang bertanya-tanya apakah aman untuk meminum susunya. Pada tahun 2008, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) mengatakan daging dan susu dari klon sama amannya dengan hewan yang dibiakkan secara konvensional.
Wang Bingke, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam kloning sapi, mengatakan bahwa susunya sama dengan yang dihasilkan oleh sapi asli.
"Tidak ada penyuntingan gen dalam prosesnya sehingga sapi hasil kloning sama seperti hewan aslinya, dan nilai gizi susunya sama," ujarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah membuat kemajuan besar dalam kloning hewan. Prestasi penting termasuk monyet hasil kloning pertama di dunia pada tahun 2017 dan serigala Arktik hasil kloning pertama di dunia pada tahun 2022.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 4 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 5 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
Berita Terkini
-
Trump: Putin dan Zelensky Perlu Bertemu untuk Perundingan Damai
-
Manfaatkan AI, Seluruh Kampus di Tiongkok Beri Kursus DeepSeek
-
20 Tahun Tragedi Longsor Sampah di Cimahi, Menteri LH: Harus Jadi Refleksi
-
Jennifer Lopez dan Ben Affleck Resmi Bercerai
-
Deretan Musisi Nasional Meriahkan Festival Musik di De Tjolomadu