Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ilmuwan Temukan Karbon Hitam Beracun di Otak Bayi dalam Kandungan

Foto : Istimewa

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Peneliti menemukan partikel polusi udara beracun ditemukan di paru-paru, hati, dan otak bayi yang belum lahir, bahkan jauh sebelum mereka mengambil napas pertama.

Studi terhadap puluhan ibu hamil di periode perinatal dan janin dalam kerangka dua penelitian independen di Eropa, menunjukkan adanya ribuan partikel karbon hitam di setiap sampel jaringan paru-paru, hati dan otak bayi yang diperiksa, serta dalam darah tali pusat dan plasenta sang ibu. Parahnya, karbon hitam memiliki menghasilkan efek negatif, baik selama proses kehamilan maupun kesehatan seumur hidup sang bayi. Penemuan ini bahkan dilabeli sebagai "terobosan" yang "sangat mengkhawatirkan", mengingat masa kehamilan janin adalah tahap paling rentan dari perkembangan manusia.

Mengutip laman Universitas Airlangga, karbon hitam atau black carbon adalah komponen kunci dari partikel halus di udara dan itu cenderung larut dalam berbagai polutan. Karbon hitam berasal dari sisa pembakaran bahan bakar fosil di kendaraan, rumah dan pabrik, bersifat sitotoksik dan genotoksik, yang dihirup oleh ibu selama kehamilan dan kemudian melewati aliran darah dan plasenta ke janin dan berdampak pada meningkatnya jumlah kecacatan pada janin. Plasenta sendiri adalah organ multifungsi dan berlapis yang berfungsi sebagai penghubung antara ibu dan janin.

Udara kotor memang sudah diketahui berkorelasi kuat dengan peningkatan keguguran, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan perkembangan otak yang terganggu. Tetapi studi bertajuk, Maternal exposure to ambient black carbon particles and their presence in maternal and fetal circulation and organs: an analysis of two independent population-based observational studies, berhasil memberikan bukti langsung tentang bagaimana kerusakan itu dapat terjadi.

"Kami telah menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa nanopartikel karbon hitam tidak hanya masuk ke plasenta trimester pertama dan kedua, tetapi kemudian juga menemukan jalan mereka ke organ janin yang sedang berkembang (...) Ini berarti nanopartikel ini mungkin berinteraksi langsung dengan sistem kontrol di dalam organ dan sel janin manusia," ujar Profesor Paul Fowler, dari University of Aberdeen di Skotlandia yang terlibat penelitian, seperti dikutip dari The Guardian.

Tinjauan global yang komprehensif pada tahun 2019 menyimpulkan bahwa polusi udara, tak terkecuali paparan karbon hitam dapat merusak setiap organ dan hampir setiap sel dalam tubuh manusia. Partikel kecil juga telah ditemukan melintasi penghalang darah-otak dan miliaran telah ditemukan di hati penduduk kota yang berusia muda. Ironinya, lebih dari 90 persen populasi dunia tinggal di tempat-tempat di mana polusi udara berada di atas pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertanggung jawab atas jutaan kematian dini setiap tahunnya.

"Melihat partikel masuk ke otak janin meningkatkan risiko, karena ini berpotensi memiliki konsekuensi seumur hidup bagi anak. Ini mengkhawatirkan, tetapi kami belum tahu apa yang terjadi ketika partikel-partikel itu bersarang di berbagai tempat dan perlahan melepaskan bahan kimianya," ujar Jonathan Grigg yang pertama kali menemukan partikel polusi udara pertama kali terdeteksi di plasenta pada 2018, merujuk pada perlunya penelitian lebih lanjut.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top