Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyakit Menular

Ilmuwan Semakin Khawatir dengan Penyebaran Flu Burung

Foto : ISTIMEWA

Flu Burung

A   A   A   Pengaturan Font

CHICAGO - Para ilmuwan yang melacak penyebaran flu burung baru-baru ini mengaku semakin khawatir bahwa kesenjangan dalam pengawasan dapat membuat mereka tertinggal beberapa langkah di belakang pandemi baru.

Dikutip dari The Straits Times, banyak dari mereka telah memantau subtipe baru flu burung H5N1 pada burung yang bermigrasi sejak tahun 2020. Namun, penyebaran virus ke 129 peternakan sapi perah di 12 negara bagian AS menandakan perubahan yang dapat membuatnya semakin mudah menular antarmanusia. Infeksi juga telah ditemukan pada mamalia lain, mulai dari alpaka hingga kucing rumahan.

"Ini hampir tampak seperti pandemi yang berlangsung lambat. Saat ini, ancamannya cukup rendah, tetapi itu bisa berubah dalam sekejap," kata Scott Hensley, pengajar mikrobiologi di Universitas Pennsylvania.

Semakin dini peringatan terjadinya lonjakan pada manusia, semakin cepat pula pejabat kesehatan global dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi orang-orang dengan meluncurkan pengembangan vaksin, pengujian skala luas, dan tindakan pengendalian.

Pengawasan federal terhadap sapi perah di Amerika Serikat saat ini terbatas pada pengujian ternak sebelum mereka melintasi batas negara bagian. Pejabat kesehatan pemerintah dan pakar flu pandemi mengatakan upaya pengujian negara bagian tidak konsisten, sementara pengujian terhadap orang yang terpapar sapi sakit masih sedikit.

"Anda perlu mengetahui peternakan mana saja yang positif, berapa banyak sapi yang positif, seberapa cepat virus menyebar, berapa lama sapi-sapi ini tetap menular, dan rute penularan yang tepat," kata ahli virus flu Belanda Ron Fouchier dari Erasmus Medical Centre di Rotterdam.

Pengawasan Terbatas

Sementara itu, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Jeanne Marrazzo, mengatakan pengawasan terhadap manusia masih sangat terbatas. Ia menggambarkan jaringan pengawasan flu manusia milik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Disease Control and Prevention's (CDC) sebagai mekanisme pelaporan dan penyajian pasif.

"Departemen Pertanian AS atau Department of Agriculture (USDA) lebih proaktif dalam menguji sapi, tetapi tidak mengumumkan peternakan mana yang terdampak," katanya.

Beberapa ahli mengatakan pendekatan yang berbeda dari lembaga kesehatan hewan dan manusia dapat menghambat respons yang lebih cepat.

"Jika Anda merancang sistem dari awal, Anda akan memiliki satu lembaga. Ini bukan satu-satunya contoh di mana kita memiliki masalah lingkungan atau hewan yang menyebabkan masalah pada manusia," kata Gigi Gronvall, pakar biosekuriti di Johns Hopkins Centre for Health Security.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top