Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Penguatan Riset

Ilmuwan Berhasil Mengkloning Monyet dengan Sel Embrio Normal

Foto : AFP/HANDOUT/NATURE COMMUNICATIONS

Para ilmuwan di Tiongkok mengumumkan bahwa mereka telah mengkloning monyet rhesus sehat pertama, Selasa (16/1). ReTro, Monyet Rhesus hasil kloning sel somatik yang saat itu berusia 17 bulan diproduksi melalui penggantian trofoblas.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Para ilmuwan di Tiongkok, pada Selasa (16/1), mengumumkan telah mengkloning Retro, monyet Macaque Rhesus sehat pertama. Hal ini berhasil dilakukan dengan cara mengubah proses kloning awal yang ketika itu menghasilkan domba Dolly.

Dikutip dari The Straits Times, selama ini, primata terbukti sangat sulit untuk dikloning, dan para ilmuwan mengatasi kegagalan selama bertahun-tahun itu dengan mengganti sel hasil kloning yang akan menjadi plasenta dengan sel dari embrio normal.

Mereka berharap teknik baru mereka akan mengarah pada penciptaan monyet rhesus, salah satu spesies monyet Dunia Lama yang paling terkenal, yang identik untuk dijadikan kelinci percobaan dalam penelitian medis. Namun, peneliti luar memperingatkan bahwa tingkat keberhasilan metode baru ini masih sangat rendah, serta menimbulkan pertanyaan etika seputar kloning.

Sejak kloning bersejarah domba Dolly menggunakan teknik yang disebut transfer nuklir sel somatik atau somatic cell nuclear transfer (SCNT) pada tahun 1996, lebih dari 20 hewan berbeda telah diciptakan menggunakan proses tersebut, termasuk anjing, kucing, babi, dan sapi.

Namun, baru dua dekade kemudian para ilmuwan berhasil mengkloning primata pertama menggunakan SCNT. Sepasang kera pemakan kepiting identik bernama Hua Hua dan Zhong Zhong diciptakan menggunakan SCNT pada tahun 2018 oleh para peneliti di Chinese Academy of Sciences Institute of Neuroscience di Shanghai.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top