Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ikut Angkat Suara! Presiden Turki Erdogan Kecam Vladimir Putin yang Akui Kemerdekaan Dua Wilayah Ukraina, Anggap Sebuah Pelanggaran dan Tidak Bisa Diterima

Foto : REUTERS

Preisden Turki Recep Tayyip Erdogan

A   A   A   Pengaturan Font

Preisden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengakui kemerdekaan dua wilayah di Ukraina Timur, yakni Donetsk dan Luhansk. Erdogan menilai, pengakuan tersebut tidak bisa diterima.

"Kami menanggap keputusan itu tidak dapat diterima," kata Erdogan seperti diberitakan kantor berita Turki, Anadolu dan dikutip dari AFP, Rabu (23/2).

Erdogan mengatakan, pengakuan Rusia yang mendeklarasikan kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina Timur tidak bisa dibenarkan. Menurutnya, hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap kesatuan politik, kedaulatan, dan integritas teritorial Ukraina.

"Kami telah dengan tulus berusaha untuk mengurangi ketegangan dalam krisis ini dan mengirim pesan kami mengenai solusi masalah ini," ucapnya dikutip dari Daily Sabah.

"Kami mengajak pihak-pihak terkait untuk bertindak dengan akal sehat dan mematuhi hukum internasional," lanjutnya.

Ia juga menyatakan, Turki memiliki hubungan yang baik dengan Rusia dan Ukraina. Untuk itu, ia tengah berusaha untuk menjadi tuan rumah bagi para pemimpin kedua negara tersebut untuk menghadiri pertemuan puncak tiga arah di Turki guna meredakan ketegangan yang terjadi.

Sebelumnya, pada awal bulan ini, Erdogan berkunjung ke Ukraina dan telah melakukan pembicaraan terkait hal tersebut kepada Presiden Volodymyr Zelensky. Menurutnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tertarik untuk pertemuan yang akan diselenggarakan di Turki.

Namun, Erdogan sejauh ini belum mendapatkan tanggapan dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia berharap, Putin juga tertarik untuk ikut pertemuan tersebut.

"Dan jika Mr. Putin juga melihat ini secara positif, kita bisa, insya Allah, berkumpul di Istanbul atau Ankara," ujarnya pekan lalu.

Sebagai informasi, ketegangan Rusia-Ukraina semakin memanas pasca Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Rusia di Ukrain Timur yakni Donetsk dan Luhansk pada Senin, 21 Februari 2022. Ini dianggap Putin telah 'membelah' Ukraina menjadi dua.

Hal tersebut diungkapkan dalam pidato berapi-api di televisi yang dikelola Pemerintah Rusia, meski Barat telah memperingatkan bahwa pengakuan tersebut bisa memicu sanksi besar.

"Saya percaya, perlu untuk mengambil keputusan yang sudah lama tertunda, untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk," kata Putin, dikutip dari AFP, Selasa (22/2).

Siaran kenegaraan tersebut juga menunjukkan Putin menandatangani perjanjian timbal balik. Ini juga sebagai bentuk janji persahabatan dengan parapemimpin pemberontak di Kremlin.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top