Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Sektor Industri

IKM Berbasis Pangan Lokal Dipacu

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan sentra industri kecil dan menengah (IKM) berbasis bahan pangan lokal dengan meningkatkan nilai tambah komoditas bahan pangan lokal pada sentra penghasil. Langkah ini sebagai dukungan nyata Kemenperin dalam upaya mendorong diversifikasi pangan di Tanah Air.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, selain meningkatkan nilai tambah upaya lainnya berupa bimbingan, pendampingan dan sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) terhadap empat pelaku IKM penghasil tepung mocaf dan tepung porang. "Ada pula pendampingan teknis dan bisnis dari tenaga ahli, pengembangan jaringan (bahan baku dan pasar), serta sertifikasi sistem keamanan pangan terhadap delapan IKM," ungkapnya di Jakarta, Selasa (23/8).

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan pihaknya juga melakukan promosi dalam rangka peningkatan pasar melalui pameran dalam negeri, market place lokal dan global. "Kemudian, peningkatan teknologi dan kapasitas produksi melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan, serta kemitraan IKM pangan binaan dengan hotel, restoran dan kafe (Horeka)," tambah Reni.

Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyampaikan terdapat tujuh komoditas utama yang menjadi bahan baku industri pangan, meliputi tepung terigu, gula, jagung, perikanan, minyak goreng, daging unggas, daging sapi, dan beras. Saat ini, secara stok masih aman, ungkapnya.

Untuk diversifikasi produk olahan pangan, Indonesia memiliki keragaman hayati, antara lain potensi tepung singkong, porang, sorgum, sagu, ganyong, hanjeli, hotong, pisang, sukun, talas, ubi jalar, dan lainnya. "Contohnya tepung porang menjadi mi dan beras shirataki," ujar Putu.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top