Kamis, 12 Des 2024, 17:17 WIB

IDI Biak Berikan Cara Penanganan bagi Ibu yang Kejang Saat Hamil

Foto: iStockphoto

Eklampsia adalah salah satu komplikasi kehamilan yang paling berbahaya dan memerlukan perhatian serius. Kondisi ini merupakan bentuk lanjutan dari preeklampsia, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi serta adanya protein dalam urine. Gejala utama eklampsia adalah kejang yang berlangsung selama 1–2 menit, dan ini dapat mengancam nyawa baik ibu hamil maupun janin dalam kandungan.

IDI Biak dengan alamat website idibiak.org menjelaskan bahwa kejang saat kehamilan dapat mengancam nyawa ibu dan janin dalam kandungan. Eklampsia dapat dipengaruhi oleh faktor riwayat keluarga atau genetik.

Apa saja gejala ibu hamil mengidap penyakit eklampsia?

IDI Biak menjelaskan bahwa eklampsia pada ibu hamil adalah kondisi serius yang dapat terjadi selama kehamilan, ditandai dengan kejang yang biasanya mengikuti preeklamsia. Gejala eklampsia sering kali dimulai dari tanda-tanda preeklamsia sebelumnya. Berikut adalah gejala-gejala yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Adanya kejang dan pandangan mata kabur

Kejang adalah gejala utama eklampsia, yang dapat dimulai dengan kedutan pada otot wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Kejang ini bisa berlangsung selama 60-75 detik dan dapat terjadi satu kali atau berulang kali. Setelah kejang, biasanya ibu hamil mengalami gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur, kehilangan penglihatan, atau pandangan ganda.

2. Penambahan berat badan berlebihan

Penyebab lainnya dari eklampsia adalah penambahan berat badan berlebihan. Penambahan berat badan lebih dari 1-2 kg per minggu selama kehamilan bisa menjadi pemicu eklampsia dan membahayakan kesehatan ibu hamil.

3. Pandangan buram disertai sulit buang air kecil

Gangguan penglihatan seperti kehilangan penglihatan, pandangan kabur, atau pandangan ganda juga menjadi gejala dari eklampsia. Selain itu, penderita eklampsia akan merasakan frekuensi buang air kecil yang berkurang (oligouria).

4. Gelisah dan kebingungan

Adapun gejala terakhir adalah perasaan gelisah dan kebingungan. Ibu hamil mungkin merasa gelisah atau bingung sebagai respons terhadap kondisi mereka yang memburuk sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dari dokter.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit eklampsia?

Untuk mengobati eklampsia, penanganan medis yang tepat sangat penting, terutama karena kondisi ini dapat berpotensi fatal bagi ibu dan janin. Berikut adalah obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasi eklampsia meliputi:

1. Obat Magnesium Sulfat

Magnesium sulfat adalah obat lini pertama untuk mengobati dan mencegah kejang pada eklampsia. Dosis awal yang diberikan adalah 4–6 gram secara intravena dalam 15–20 menit, diikuti dengan dosis pemeliharaan 1–2 gram per jam. Pemberian magnesium sulfat harus dilanjutkan setidaknya hingga 24 jam setelah kejang terakhir atau setelah persalinan.

2. Obat Antihipertensi

Salah satu obat Antihipertensi untuk penderita eklampsia adalah Labetalol. Obat ini dapat diberikan secara intravena (20-40 mg) atau secara oral (100-200 mg dua kali sehari) untuk menurunkan tekanan darah.

Eklampsia adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis dari dokter. Penggunaan magnesium sulfat sebagai obat utama, bersama dengan antihipertensi sangat penting dalam mengelola kondisi ini dan mencegah komplikasi bagi ibu dan janin.

(IKN)

Redaktur: redaktur_iklan

Penulis: Redaktur_iklan

Tag Terkait:

Bagikan: