![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Hulu Sungai Kapuas Meluap, Jalan Lintas Negara Terendam Banjir
Petugas Polsek Timpah membuat tanda untuk pembatas jalan yang berlubang akibat banjir, Jumat (31/3/2023).
Foto: ANTARA/Polsek TimpahKUALA KAPUAS - Ruas jalan penghubung Palangka Raya-Buntok di wilayah Desa Lungkuh Layang, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, terendam banjir hingga sekitar 50 centimeter.
"Dari hasil pengecekan kami pada Jumat (31/3), debit air mengalami peningkatan ketinggian sekitar 50 centimeter. Ini akibat tingginya curah hujan dan kiriman air dari hulu," kata Kapolsek Timpah Iptu Sugeng Prayetno dihubungi dari Kuala Kapuas, Sabtu (1/4).
Banjir yang terjadi pada jalan lintas negara tersebut, sebagai dampak banjir kiriman di Kecamatan Kapuas Tengah dan sekitarnya, akibat curah hujan cukup tinggi di wilayah setempat sehingga debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas semakin meningkat dan merendam ruas jalan tersebut.
Dikatakannya, apabila hujan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan, ketinggian banjir dikhawatirkan terus meningkat dan mengganggu kelancaran arus lalu lintas di daerah setempat.
"Hari ini kita kembali melakukan pemantauan secara langsung untuk pengecekan debit air pada jalan lintas negara poros Palangka Raya-Buntok, tepatnya di Desa Lungkuh Layang," jelasnya.
Selain melakukan pengecekan banjir di wilayah setempat, pihaknya juga melaksanakan pemasangan pembatas jalan untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas di area banjir tersebut.
"Kami juga telah membuat tanda untuk pembatas jalan berupa garis polisi, untuk jalan yang berlubang akibat banjir," ujarnya.
Ditambahkannya, pihaknya mengimbau para pengguna jalan Palangka Raya-Buntok untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, terutama saat melintasi banjir di kawasan tersebut.
"Kami ingatkan agar selalu berhati-hati, karena saat ini debit air sudah mulai meningkat," demikian Sugeng.
Sebelumnya, sebanyak tujuh desa di Kecamatan Kapuas Tengah, dilanda banjir akibat tingginya intensitas dan curah hujan yang terjadi di wilayah setempat.
Banjir yang melanda tujuh desa tersebut, yakni Merapet, Tapin, Kota Baru, Pujon, Bajuh, Penda Muntaei dan Kayu Bulan. Banjir saat ini dilaporkan merendam sebanyak 1.789 rumah, yang dihuni 2.712 kepala keluarga, terdiri dari 8.527 jiwa.
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 3 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
Berita Terkini
-
Gunung Semeru Erupsi Lagi Dengan Letusan Setinggi 500 Meter di Atas Puncak
-
Komitmen Pertamina Regional Jawa Bangun Budaya Kesehatan lewat Aksi Donor Darah
-
Sebanyak 28 Sekolah di Banyuwangi Terima Program MBG dari SPPG Rogojampi
-
Semua Atlet Para-balap Sepeda Indonesia Raih Medali di Kejuaraan Asia
-
Marc Marquez Sapu Bersih Tes MotoGP Buriram