Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 04 Jul 2023, 10:04 WIB

Hujan Masih Turun di Awal Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Warga menggunakan payung untuk menghindari hujan saat menyeberang jalan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa dinamika atmosfer pada skala regional hingga lokal menghadirkan peluang hujan di beberapa bagian wilayah Indonesia pada awal musim kemarau.

"Ada beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal yang saat ini berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, sehingga menyebabkan kenapa dalam sepekan ini masih terjadi potensi hujan di beberapa wilayah, dan bahkan dalam beberapa hari ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa (4/7).

Ia menyampaikan, faktor dinamika atmosfer yang memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di antaranya aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia.

Selain itu, dia melanjutkan, adanya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara karena kehadiran pola sirkulasi di sekitar Laut Tiongkok Selatan dan utara Sulawesi bisa ikut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.

"BMKG mengimbau kepada warga masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan upaya mitigasi terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat di sekitarnya," kata Guswanto.

Ia menjelaskan bahwacuaca dan iklim di wilayah Indonesia itu dipengaruhi oleh berbagai faktor dinamika atmosfer, mulai dari skala lokal, regional, hingga global.

Menurut dia, hingga awal Juli 2023 faktor dinamika atmosfer global yang aktif adalah El Nino dengan kategori lemah.

El Nino merupakan fenomena atmosfer skala global yang dapat berdampak pada pengurangan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia.

Mengacu pada hasil analisis perkembangan musim terbaru per Dasarian III Juni 2023, Guswanto mengatakan, berdasarkan jumlah Zona Musim atau wilayah yang memiliki kesamaan pola musim sekitar 60 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.

Menurut dia, secara umum puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan berlangsung Juli-Agustus 2023. Sebanyak72,53 persen dari Zona Musim diprakirakan mengalami puncak kemarau selama kurun itu.

Guswantojuga mengemukakan bahwaEl Ninoyang pada Juni 2023 masih dalam kategori lemah diprakirakan mencapai kategori moderat sampai Oktober 2023 dan cenderung menurun menuju intensitas lemah pada November 2023.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.