Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hindari Kerumunan Waktu Penyembelihan

A   A   A   Pengaturan Font

Penyembelihan hewan kurban biasanya mengundang kerumunan penonton. Pada masa pandemi Covid-19, panitia diharapkan menghindari kerumunan agar kesehatan masyarakat sekitar tetap terjaga.

Menurut Dosen Fakultas Peternanak Universita Gadjah Mada (UGM), Nanung Danar Dono, saat menyembelih hewan kurban sebaiknya tidak mengundang penonton. Maka, panitia juga harus tegas dalam menerapkan jaga jarak, menyediakan air, dan sabun atauhand sanitizer. Jangan melibatkan anak-anak, lansia, dan orang sakit. "Shohibul kurban juga tidak harus hadir pada saat penyembelihan," ujar dia.

Panitia kurban juga harus memperhatikan kondisi wilayahnya, apakah aman berdasarkan informasi dari pemerintah. Jika situasi tidak memungkinkan, bisa dititipkan di lembaga sosial keagamaan atau disembelih di rumah pemotongan hewan (RPH) resmi milik pemerintah.

Jika situasinya aman, Nanung yang juga DirekturHalalResearh Center Fakultas Peternakan UGM ini, mengatakan penyembelihan tetap dapat dilakukan di kampung atau masjid dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat. Panitia wajib mengurangi kerumunan dengan cara meminimalkan jumlah panitia.

Panitia dapat membatasi jumlah ternak yang disembelih, membagi waktu penyembelihan menjadi tiga hingga empat hari. Kemudian, membagi lokasi penyembelihan menjadi tiga hingga empat tempat. "Ketua panitia atau ketua takmir harus tegas terkait protokol kesehatan ini," ujar dia.

Nanung menambahkan, sebelum proses penyembelihan ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan, di antaranya siapkan seluruh peralatan. Utamanya, mengasah pisau setajam mungkin. Periksa kondisi tubuh ternak, terutama kesehatannya. Puasakan ternak sebelum disembelih agar tidak beringas sehingga lebih mudah ditangani.

"Selain itu, puasa juga akan mengurangi isi perut. Pemuasaan dilakukan 12 jam sebelum penyembelihan, tetapi minum tetap diberikan," ujar dia.

Selanjutnya, istirahatkan dan tenangkan ternak sebelum disembelih. Ternak yang stres karena gelisah atau kelelahan dapat menurunkan kualitas daging. Pada saat penyembelihan, Nanung menekankan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yaitu saluran napas, saluran makanan, dan pembuluh darah.

Sebelum ternak mati, dilarang keras untuk menusuk jantungnya, menguliti, memotong kakinya, memotong ekornya, dan sebagainya. Untuk mengecek hewan sudah mati, dapat menggunakan refleks mata, kuku, dan ekor.

"Setiap bagian ternak yang terpotong ketika hewan belum mati, dianggap sebagai bangkai," katanya. Setelah disembelih, periksa organ dalam hewan kurban. Apabila panitia kurban menemukan ketidakwajaran, sebaiknya menghubungi ahli kesehatan.

Selanjutnya, jangan memotong-motong daging sambil merokok. Menurut Nanung, daging adalah sel-sel tubuh yang terbuka dan dapat menyerap aroma-aroma, termasuk bau rokok.

Jangan mencuci jeroan di sungai karena air tidak bersih. Jeroan sebaiknya dicuci dengan air bersih dari selang. Daging sebaiknya dikemas dengan plastik berwarna bening atau putih karena umumnya tas plastik berwarna hitam hasil daur ulang.

Penanganan Daging

Sementara itu, menurut Nurliyani, yang juga dosen peternakan UGM, daging kurban perlu dijaga higienitasnya. Umat Islam disarankan mengonsumsi makanan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Daging yang ASUH tidak mengandung bibit penyakit, residu obat-obatan. Kemudian, bergizi, tidak dicampur dengan hewan lain dan ditangani sesuai sengan syariat Islam.

Agar daging higienis, pisau tajam, panjang, tidak berkarat. Alas plastik, wadah daging, dan talenan harus bersih. Kandang penampungan kering dan teduh. Tempat penyembelihan kering dan terpisah dari sarana umum. Sediakan tempat khusus untuk pemotongan daging. Penanganan jeroan terpisah dari daging.

Nurliyani menambahkan, pemeriksaan ternak 12 jam sebelum dipotong.Setelah disembelih, pisahkan kepala dan bagian-bagian lain. Ini dilakukan setelah hewan mati. Kaki belakang digantung untuk menyempurnakan pengeluaran darah untuk mencegah kontaminasi. "Jika masih ada darah, kuman bisa tumbuh dan daging cepat busuk," kata Nurliyani.

Panitia kurban menjaga kebersihan diri, mengenakan pakaian bersih, dan sering mencuci tangan. Peralatan juga harus bersih dan terbuat dari bahan tidak mencemari daging. hay/G-1 *

Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top