Sabtu, 07 Des 2024, 03:35 WIB

Hindari Banjir Bandang, Jakarta Mesti Mengatur Cuaca

Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi

Foto: Istimewa

JAKARTA – Untuk menghindari curah hujan tinggi, maka sampai akhir tahun akan dilakukan rekayasa cuaca. “Bersama BMKG akan diadakan rekayasa cuaca hingga akhir tahun,” tutur Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, Jumat.

Selain dengan BMKG, rekayasa cuaca juga akan dibahas bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dana kemungkinan diambil dari Belanja Tidak Terduga (BTT). Karena menggunakan biaya tak terduga, lanjut Teguh, harus membuat pernyataan status darurat. Untuk itu, dia dan jajaran masih berkoordinasi soal rekayasa cuaca.

“Karena menggunakan dana BTT, kita harus ada pernyataan status darurat. Nah, ini sedang kita jajaki dan koordinasikan,” ujar Teguh. Lebih jauh Teguh menyatakan, juga akan menyiapkan infrastruktur yang tepat untuk antisipasi banjir Jakarta.

Untuk kesiapan mitigasi banjir, Teguh juga mengungkapkan Pemprov Jakarta sudah apel kesiapsiagaan bencana. Dia juga memastikan seluruh perangkat penanggulangan banjir bisa bekerja secara optimal.

Menurutnya, jika hujan terjadi 10 hari terus-menerus, kondisi tanah akan jenuh. Ini juga akan memperlambat aliran. Ini yang juga harus diantisipasi. Nanti saat terjadi musibah, sudah mengantisipasi dengan menyiapkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah. Mereka antara lain BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Dinas Binamarga. “Sebab untuk menghadapi bencana, perlu kolaborasi,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mewanti-wanti soal skenario terburuk banjir besar pada tahun 2020 di Jakarta bisa terulang.Sementara itu, BPBD Jakarta mengungkap langkah antisipasi bencana hidrometeorologi.

Kasatlak Pengelolaan Data dan Informasi Pusdatin BPBD Jakarta, Kristian Gottam Sihombing, mengatakan penanganan banjir tahun ini memiliki sejumlah perbedaan dari tahun sebelumnya. Menurutnya, BPBD bersama instansi terkait telah meningkatkan kapasitas pompa air dan memperluas jaringan drainase di wilayah rawan banjir.

“Selain itu, teknologi pemantauan cuaca berbasis data riil digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan deteksi dini yang akurat,” kata Gottam.

Dia menuturkan, jajaran Pemprov Jakarta juga terus merevitalisasi sungai. Kemudian, mengeruk saluran air dan menambah kapasitas pompa untuk memperkuat infrastruktur pengendalian banjir.

Selain itu, BPBD mengedukasi masyarakat soal kesiapsiagaan bencana, simulasi evakuasi, dan pelatihan tanggap darurat. Ant/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: