Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Minerba - Nilai Tambah Ekspor Nikel setelah Hilirisasi Naik lebih dari 6,6 Kali Lipat

Hilirisasi Mineral Perlu Ditingkatkan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kebijakan hilirisasi mineral perlu dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan ke depannya. Hilirisasi mineral terbukti meningkatkan nilai perekonomian komoditas tambang Indonesia.

"Kebijakan hilirisasi mineral yang baik ini perlu dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan ke depannya," kata Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (10/2).

Dia mencontohkan hilirisasi di nikel dan turunannya, nilai tambah ekspor setelah hilirisasi tembus 35,6 miliar dollar AS atau setara 510 triliun rupiah pada 2022, naik lebih dari 6,6 kali lipat dari 2013 yang hanya 5,4 miliar dollar AS.

Dia mengapresiasi kebijakan pemerintah melarang ekspor nikel mentah yang berani menghadapi gugatan Uni Eropa (UE) lewat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) guna mendukung hilirisasi mineral.

Dikatakannya, masih ada ruang yang bisa ditingkatkan dalam hilirisasi, misalnya serapan bahan setengah jadi untuk industri manufaktur domestik sepenuhnya seperti baterai mobil listrik. Ataupun serapan tenaga kerja lokal sepenuhnya sehingga efek ganda ekonominya makin terasa bagi masyarakat-masyarakat di daerah.

"Kebijakan Presiden Jokowi di bidang energi dan tambang sudah bagus dalam hal pendekatan infrastruktur. Misalnya smelter tambang ini sejatinya kebijakan hilirisasi yang masih erat irisannya dengan infrastruktur," katanya.

Pendekatan yang lebih filosofis seperti strategi menekan defisit neraca migas, lanjutnya, strategi transisi energi dari batu bara ke EBT ini yang masih bisa ditingkatkan agar tidak "business as usual" saja ke depannya.

Sementara itu Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif mengatakan hilirisasi mineral memang butuh waktu panjang dan kesinambungan program.

Untuk itu, dia berharap kebijakan yang sudah banyak capaiannya dari Presiden Jokowi bisa diteruskan dan berkesinambungan. Pihaknya sudah menetapkan peta jalan hilirisasi mineral bahkan sampai 2045 menuju Indonesia Emas.

Disebutkan, dalam jangka menengah (hingga 2030) setidaknya 10 teknologi hilirisasi akan diterapkan untuk menghasilkan sejumlah produk hilirisasi.

Sedangkan rencana ke depan yang tengah disusun untuk mempercepat peningkatan nilai tambah mineral di Indonesia, tambahnya, antara lain pengutamaan pembelian bahan baku dari dalam negeri, koordinasi dengan Kementerian Perindustrian dalam pengelolaan fasilitas pemurnian dan pengolahan, dan kebijakan fiskal dan non fiskal untuk mendukung pertumbuhan industri hilirisasi dalam negeri.

Irwandy menyampaikan, pemerintah terus melakukan perbaikan dan transformasi kegiatan bisnis pertambangan mineral dan batu bara (minerba) yang dilaksanakan melalui tata kelola pertambangan nasional.

"Indonesia memiliki potensi mineral dan batu bara yang sangat besar dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi serta kemandirian dan ketahanan industri nasional," tuturnya, beberapa waktu lalu.

Irwandy menekankan peningkatan nilai tambah mineral memainkan peran penting dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Mineral ini digunakan sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, serta untuk pembuatan kabel transmisi, dan baterai kendaraan listrik.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top