Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transformasi Ekonomi l Pertumbuhan Ekonomi Hanya 5% Per Tahun Ganggu Serapan Tenaga Kerja

Hilirisasi Kunci RI Jadi Negara Maju

Foto : Istimewa

Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah perlu terus menarik investasi dan melakukan hilirisasi sumber daya alam guna mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun.

JAKARTA - Hilirisasi dan transformasi ekonomi diyakini menjadi kunci Indonesia untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara maju pada 2045. Sebab, tanpa terobosan tersebut, perekonomian nasional diperkirakan hanya berada di level lima persen sehingga akan kesulitan keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah alias middle income trap.

Saat menghadiri kegiatan Business Forum on 50 Years of Indonesia-Korea Relations di Seoul, Korea Selatan (Korsel), Jumat (24/3), Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai Indonesia berpeluang besar memainkan peran strategis di pasar global, menyusul meningkatnya permintaan pasar global terhadap komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan.

"Negara kita ini terletak di sepanjang jalur laut utama yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Oseania, serta kaya akan cadangan mineral transisi energi sehingga potensi energi baru terbarukan tinggi," katanya dalam keterangan di Jakarta, akhir pekan lalu.

Mengutip data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Statista, Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, timah kedua di dunia, bauksit keenam di dunia, tembaga ketujuh di dunia, serta memiliki 437,4 GW potensi energi baru terbarukan, yang mencakup solar, air, angin, bioenergi, geothermal, dan laut.

Pada 2045, Indonesia berambisi menjadi negara maju dengan produk domestik bruto (PDB) 10.000 dollar AS.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top