Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Yunani

Hilangnya Tulisan Tandai Zaman Kegelapan

Foto : AFP / MINISTRY OF CULTURE
A   A   A   Pengaturan Font

Cendekiawan Christopher Scarre dan Brian M Fagan dalam buku Ancient Civilizations (2008) mengatakan teori-teori terkini tentang zaman kegelapan tidak merujuk pada penggantian besar-besaran penduduk Yunani, namun karena sirnanya masyarakat Mycenaean akibat jatuhnya kaum bangsawan, istana-istana dan tablet-tablet tanah liat mereka. Yang tersisa adalah penduduk desa dan petani yang tidak berpendidikan dan mereka hanya meninggalkan tradisi lisan dan ekonomi pertanian desa.

Sebelum runtuh, bangsa Mycenaeanmendirikan lebih dari 100 pusat kota di seluruh Yunani dan Anatolia. Kota-kota itu terhubung secara budaya bahkan politik. Struktur sosialnya tidak jelas, namun diketahui bahwa istana menjalankan perekonomiannya sendiri berdasarkan barang-barang mewah sedangkan fondasi ekonomi desa di sekitarnya adalah pertanian.

Kekayaan istana kontras dengan kekayaan desa yang masyarakatnya tinggal di rumah-rumah bata lumpur yang dibangun di atas pondasi batu tanpa hiasan. Karena kurangnya catatan apa pun, tidak diketahui seberapa makmur desa-desa tersebut.

Sampai saat ini, runtuhnya zaman perunggu adalah istilah modern untuk kemunduran peradaban yang meluas dan cepat di Mediterania dan Timur Dekat mulai 1200 SM. Penyebab keruntuhan tersebut antara lain, bencana alam (gempa bumi), perubahan iklim (menyebabkan kekeringan dan kelaparan), pemberontakan internal, invasi dan gangguan hubungan dagang dan runtuhnya sistem yang mengakibatkan ketidakstabilan politik.

Runtuhnya peradaban Mycenaeankarena sebab-sebab tersebut menyebabkan zaman kegelapan Yunani. Ketidakstabilan politik mungkin disebabkan oleh perang kelas antara masyarakat desa dan masyarakat istana mengenai distribusi kekayaan yang tidak adil, meskipun klaim ini bersifat spekulatif.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top