Hilangkan Kesan Kumuh dari Pasar Tradisional
Tengah Dibangun - Pasar Johar Semarang tengah dibangun dan direvitalisasi, baru-baru ini. Ini dilakukan agar pasar tersebut bisa menjadi tempat berjualan yang nyaman bagi masyarakat setempat.
Bagi sebagian orang, membeli kebutuhan sehari-hari di pusat belanja modern terasa lebih menyenangkan. Suasana yang bersih, nyaman, dan bernuansa kekinian, membuat sebagian warga betah berlama-lama di pusat belanja modern.
Namun, di balik gemerlap kemegahan pusat belanja modern, ada pasar tradisional yang harus dijaga keberlangsungannya. Hal itu perlu dilakukan karena pasar tradisional penuh dengan nilai-nilai lokal. Pasar tradisional merupakan salah satu simbol budaya di Tanah Air.
Sejumlah upaya perlu dilakukan agar eksistensi pasar tradisional tidak hilang tergerus zaman. Agar budaya tawar-menawar yang menjadi warna relasi sosial kemasyarakatan di negeri ini tidak terlupakan, salah satu upayanya dengan merevitalisasi pasar. Upaya tersebut memerlukan peran dari pemerintah daerah.
Bupati Purbalingga, Tasdi, mengatakan pemerintah kabupaten akan merevitalisasi sejumlah pasar tradisional di wilayah tersebut. Pembangunan pasar tradisional bertujuan agar eksistensi pusat perbelanjaan warisan nenek moyang bangsa tersebut tidak kalah bersaing dengan pasar modern. Diharapkan setiap tahun dapat merevitalisasi pasar tradisional.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Kiky Srirejeki, mengatakan revitalisasi pasar merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional. Upaya tersebut meliputi perbaikan fisik pasar dan manajemen pasar.
Dalam revitalisasi pasar, tambah Kiky, dilakukan perbaikan fisik bangunan pasar. Harapannya, para pedagang dan pembeli menjadi lebih nyaman bertransaksi di pasar tradisional. Melalui upaya itu, citra pasar tradisional yang terkesan tidak nyaman akan bisa diperbaiki, lalu berdampak terhadap peningkatan jumlah pembeli dan kunjungan masyarakat.
Dampak yang lebih besar adalah peningkatan kegiatan ekonomi formal dan nonformal melalui transaksi di pasar tradisional. Menurut Kiky, revitalisasi pasar juga memiliki misi lain yang tidak kalah penting, yakni memperbaiki manajemen pasar.
"Dari perbaikan manajemen pasar itulah, akan bermuara pada pengelolaan hak dan kewajiban pedagang serta pembeli. Pada akhirnya, pelayanan pasar meningkat. Tidak ada pungli bagi pedagang kecil, dan lain sebagainya. Dari situ sudah bisa disimpulkan, betapa pentingnya revitalisasi pasar tradisional," kata Kiky.
Namun, tambah Kiky, tetap ada hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memulai proses tersebut, yakni komunikasi dua arah antara pemerintah dan pedagang. Langkah tersebut ditempuh agar tujuan baik merevitalisasi pasar tidak berakhir dengan buruk hanya karena tidak adanya dukungan dari pedagang.
Lakukan Sosialisasi
Pemerintah harus melakukan sosialisasi dengan baik. Misalnya dengan membuat forum dengar pendapat pedagang sehingga aspirasi pedagang bisa diakomodasi. Sosialisasi tidak hanya pada pedagang, tapi juga masyarakat pembeli. Oleh karena itu, tambah Kiky, pemerintah mengakomodasi alternatif pembiayaan kepada para pedagang sehingga mereka bisa mengakses dana lebih mudah, misalnya dengan membentuk koperasi pedagang.
Ketua Program Studi S-3 Ilmu Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Abdul Azis, menambahkan, kegiatan revitalisasi pasar sebenarnya sudah berlangsung sejak lama dan biasa dilakukan. Namun, itu dilakukan dengan istilah berbeda, seperti penataan pasar, pengembangan pasar, modernisasi pasar, dan sebagainya.
Selain itu, tambah Azis, dapat menjadi pusat utama kunjungan masyarakat untuk berbelanja dari semua kelompok pendapatan. Tidak hanya sebatas kegiatan ekonomi, namun pasar tradisional juga berfungsi sebagai kegiatan sosial budaya, di mana terjadi jalinan sosial antarpedagang, antara pedagang dan pemasok barang kebutuhan, demikian pula pedagang dengan konsumen akhir.
Penataan pasar diperlukan untuk menjadikan pasar yang lebih bersih, nyaman, dan berkonsep modern. Melalui penataan tersebut, diharapkan adanya perubahan paradigma masyarakat tentang pasar rakyat yang terkesan kumuh, agar pengunjung merasa lebih nyaman ketika berbelanja, tanpa mengurangi kearifan lokal pasar tradisional.
Pada akhirnya, indikator dari keberhasilan revitalisasi adalah meningkatnya daya tarik konsumen ke pasar tradisional dan sekaligus kemampuan bersaing dengan pasar modern. n SM/Ant/N-3
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya