Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemkot Semarang Gelar "Jambore Petani Cilik dan Remaja"

Foto : ANTARA/HO-Pemkot Semarang

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di sela "Jambore Petani Cilik dan Remaja" di Agro Purwosari, Mijen, Semarang.

A   A   A   Pengaturan Font

Semarang - Pemerintah Kota Semarang menggelar "Jambore Petani Cilik dan Remaja" di Agro Purwosari, Mijen, Semarang, untuk mengenalkan profesi petani dengan cara yang lebih relevan dan menarik bagi generasi milenial.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jawa Tengah,Minggu, mengatakan tentang pentingnya mengenalkan profesi petani kepada generasi muda untuk menjaga regenerasi.

"Jambore Petani Cilik dan Remaja" yang berlangsung 10-11 Agustus 2024 itu, diikuti ratusan siswa SD dan SMP di Kota Semarang.

"Sangat luar biasa karena ada kegiatan yang ingin menumbuhkan cinta untuk menjadi petani. Bagaimana petani-petani ini jangan dibayangkan seperti petani zaman dulu atau kolonial. Namun, adik-adik ini adalah generasi yang sudah memakai teknologi atau modernisasi pertanian," lanjutnya.

Ia menekankan kepada jajarannya, termasuk para guru, bahwa pendidikan terkait dengan pertanian harus dilakukan secara berkelanjutan, termasuk melalui kolaborasi dengan berbagai pihak secara terus-menerus.

"Kita harus memberikan edukasi kepada anak-anak. Edukasi seperti ini jangan sekali saja, harus berkelanjutan. Di masa depan, kita diharapkan bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk BRIN dan Brida(Badan Riset dan Inovasi Daerah)," kata Ita, sapaan akrabnya.

Dia mengatakan tentang salah satu contoh inspiratif, yakni kisah sukses petani milenial Sandi Febrianto yang mengembangkan Sandi Buana Farm di kawasan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Semarang sejak 2019.

Sandi yang mengelola lahan hidroponik untuk budi daya selada di Gunungpati, telah berhasil membuktikan bahwa menjadi petani modern dapat menghasilkan keuntungan besar.

"Sekarang menjadi petani selada itu nggak susah. Nanemnya itu cuma berdiri saja, pindahin bibit-bibit dari lubang hidroponik pindah ke tempat satunya lagi. Penghasilannya banyak sekali, sampai puluhan juta," kata dia.

Sandi menyampaikan pesan kepada para siswa bahwa profesi petani sebagai masa depan yang menjanjikan sehingga tidak perlu malu untuk menekuni pekerjaan itu.

"Jadi adik-adik jangan pernah malu bertani, karena pertanian itu adalah masa depan kita," katanya.

Bahkan, ia menawarkan para peserta jambore untuk berkemah di Sandi Buana Farm agar mereka bisa belajar lebih dalam tentang pertanian modern, seperti hidroponik.

Selama dua hari penyelenggaraan "Jambore Petani Cilik dan Remaja", para siswa diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan, antara lain "Perkemahan Jambore", "Pemilihan Duta Petani Cilik", gelar produk urban farming dan fun cooking, fun painting, pelatihan tabulampot, dangelar teknologi tepat guna.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top