Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemandirian Pangan | Komisi IV DPR RI Tugaskan Bulog Serap 600 Ribu Ton Beras Petani Lokal

Hentikan Polemik Impor Beras

Foto : ANTARA/IGGOY EL FITRA

RENCANA IMPOR | Pekerja memindahkan karung beras di Gudang Bulog Divre Sumatera Barat, di Padang, Kamis (24/11). Pemerintah bakal mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton untuk menambah stok beras nasional yang saat ini tersisa 594 ton, namun DPR RI meminta pemerintah menghentikan rencana tersebut dan mendesak peningkatan penyerapan beras dari petani lokal.

A   A   A   Pengaturan Font

Adanya perbedaan data stok beras menandakan kurang harmonis kerja antar-instansi pemerintah sehingga kebijakan impor beras yang diambil dianggap tidak akurat, bahkan merugikan para petani Indonesia.

JAKARTA - DPR RI meminta pemerintah menghentikan wacana opsi impor beras. Kebijakan ini menimbulkan polemik lantaran data stok beras antara yang dimiliki Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Kementerian Pertanian (Kementan) berbeda.

"Saya menolak wacana impor beras yang diutarakan Bulog. Sebab, klaim data Kementan menunjukkan produksi dalam negeri masih cukup dan meminta Bulog mengoptimalkan menyerap produksi dari petani. Selama ini, penyerapan dari Bulog selalu tidak memenuhi target," ujar anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, di Jakarta, Kamis (24/11).

Menurutnya, adanya perbedaan data stok beras di Indonesia ini menandakan kurang harmonis kerja antar-instansi pemerintah. Karena itu, kebijakan impor beras yang diambil dianggap tidak akurat, bahkan merugikan para petani Indonesia.

Adapun berdasarkan keputusan rapat di Komisi IV DPR RI, jelasnya, menugaskan Bulog menyerap beras petani lokal dengan harga komersial sebanyak 600 ribu ton. Selain itu, dilansir dari informasi Kementan membuktikan bahwa stok beras cukup dan tersedia untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Baca Juga :
Ancaman Kekeringan

Untuk itu, Wakil rakyat daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat I ini meminta Bulog, sebagai operator pangan dalam pengadaan CBP, memprioritaskan produksi dalam negeri, terutama penyerapan gabah petani. Dia pun menekankan untuk tidak melakukan impor beras karena harga beras di pasar internasional sedang tinggi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top