Hentikan Pembangunan PLTU Baru
Seperti diketahui, lambannya pertumbuhan EBT dalam bauran energi nasional tak terlepas dari belum dimasukannya externality cost atau biaya kerusakan lingkungan ke energi fosil, termasuk batu bara.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha menegaskan, dampak dari belum dimasukannya externality cost tersebut menjadi kendala dalam penentuan harga keekonomian EBT. "Akibat dari belum dimasukannya externality cost tersebut EBT masih jauh tertinggal kendatipun diakuinya bahwa PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) saat ini jauh lebih kompetitif," ujarnya dalam forum kehumasan DEN beberapa waktu lalu.
Satya yang juga bekas Anggota Komisi VII DPR RI itu mengusulkan carbon pricing untuk dibahas regulasinya yang nantinya akan membuat harga EBT lebih kompetitif. Menurut dia, dengan carbon pricing, energi fosil bisa berbenah menekan emisi karbonnya melalui upgrading batubara, menjadi Batubara ke Gas juga DME (Dimethyl Eter) atau bisa juga batu bara cair, juga dengan zero flaring pada operasi migas (minyak dan gas bumi).
Terkait pemanfaatan PLTS, Anggota DEN lainnya, Herman Darnel Ibrahim mendorong pengembangan PLTS atap (rooftop) untuk mendukung capaian bauran energi nasional, khususnya di Pulau Jawa.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya