Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanggulangan PMK | Ternak Sapi yang Terpapar PMK Capai Sekitar 40.000 Ekor

Hentikan Impor Daging

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Penanganan terhadap PMK diperlukan lantaran Idul Adha sebentar lagi. Hal ini diperlukan untuk menjaga persediaan hewan sapi di pasaran.

JAKARTA - DPR RI meminta pemerintah menghentikan impor daging sapi/ kerbau dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK). Langkah itu sebagai bentuk penanganan terhadap PMK, lantaran jumlah ternak sapi yang terpapar PMK mencapai sekitar 40.000 ekor. Sedangkan asal muasal PMK ini dapat masuk ke wilayah Indonesia juga masih belum jelas sumbernya.

"Kan sampai hari ini bahwa PMK kita ini berasal dari negara mana? Belum ada. Dari impor daging sapi kah? daging kerbau kah? Belum ada, gitu lho. Nah, yang paling utama yang tadi kita meminta seluruh impor daging sapi dan kerbau dari daerah yang rawan PMK, yang belum bebas PMK nggak boleh lagi," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Adapun sejumlah negara yang belum bebas PMK, antara lain Brasil, India, Ethiopia, Malaysia, dan Thailand. Untuk negara yang sudah bebas PMK, meliputi Australia dan Selandia Baru. Penanganan terhadap PMK diperlukan, lantaran Idul Adha sebentar lagi. Hal ini diperlukan untuk menjaga persediaan hewan sapi di pasaran.

Namun, lanjut Dedi, di lapangan hingga saat ini belum juga ada penanganan yang dilakukan terkait peraturan distribusi hewan ternak. Politisi Dapil Jawa Barat VII itu juga khawatir ada hewan ternak yang terpapar PMK yang bergerak dari satu kota ke kota lainnya melalui pergerakan distribusi hewan ternak.

"Sampai sekarang kan mana sih ada mobil lewat bawa sapi diberhentikan di jalan untuk kemudian diperiksa mana bebas vaksin? Kayak dulu. Mana sudah divaksin apa belum? Gitu kan. Untuk vaksin kan belum ada, hasil pemeriksaan dokternya bener nggak? Negatif, kan enggak ada. Gimana kitanya enggak khawatir? Gitu lho," tutur Dedi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top